FOTO Internasional

Potret Kisruh China-Jepang: Konser Batal-Bisnis Travel Anjlok

Reuters, CNBC Indonesia
Sabtu, 22/11/2025 12:40 WIB

Eskalasi ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran serius di pasar global dan di antara para pemimpin bisnis kedua negara.

1/8 A man passes by the entrance to DDC music club featuring concert posters including Japanese musician Toshio Osumi in Beijing, China, November 21, 2025. REUTERS/Maxim Shemetov

Hubungan antara China dan Jepang mencapai titik didih terpanas dalam beberapa tahun terakhir, dipicu oleh pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi yang mengisyaratkan potensi intervensi militer Jepang jika China menyerang Taiwan. REUTERS/Maxim Shemetov

2/8 A man passes by the entrance to DDC music club featuring concert posters including Japanese musician Toshio Osumi in Beijing, China, November 21, 2025. REUTERS/Maxim Shemetov

Eskalasi ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran serius di pasar global dan di antara para pemimpin bisnis kedua negara. Dampak negatifnya kini merembet ke berbagai sektor, mengancam pemulihan ekonomi di kawasan Asia Timur.  REUTERS/Florence Lo/Illustration

3/8 A man passes by the entrance to DDC music club featuring concert posters including Japanese musician Toshio Osumi in Beijing, China, November 21, 2025. REUTERS/Maxim Shemetov

Dampak paling nyata dari ketegangan politik ini adalah keruntuhan mendadak pada sektor pariwisata Jepang. China, yang merupakan sumber turis terbesar kedua bagi Jepang, merespons dengan sanksi tidak resmi yang menargetkan perjalanan dan visa. Bisnis travel terkena dampak di tengah pertikaian diplomatik besar antara dua ekonomi terbesar di Asia Timur Laut. REUTERS/Issei Kato

4/8 A man passes by the entrance to DDC music club featuring concert posters including Japanese musician Toshio Osumi in Beijing, China, November 21, 2025. REUTERS/Maxim Shemetov

“Hari ini, sepuluh pemesanan lagi dibatalkan, jadi totalnya, sekitar dua puluh pemesanan telah dibatalkan. Ini mencakup sekitar 80 persen pasar kami (tahun ini),” kata Yu Jinxin, wakil presiden East Japan International Travel Service. REUTERS/Issei Kato

5/8 A man passes by the entrance to DDC music club featuring concert posters including Japanese musician Toshio Osumi in Beijing, China, November 21, 2025. REUTERS/Maxim Shemetov

Sejumlah konser musisi Jepang di berbagai kota besar China mendadak dibatalkan pada minggu ini. Salah satu korban kebijakan ini adalah Yoshio Suzuki, musisi jazz legendaris berusia 80 tahun, yang tengah melakukan pemeriksaan suara bersama band-nya untuk beberapa penampilan di Beijing. REUTERS/Maxim Shemetov

6/8 A man passes by the entrance to DDC music club featuring concert posters including Japanese musician Toshio Osumi in Beijing, China, November 21, 2025. REUTERS/Maxim Shemetov

Dilansir Reuters, Otoritas China memperingatkan tempat-tempat musik di seluruh negeri pada hari Jumat (21 November) bahwa pertunjukan oleh penampil Jepang yang dijadwalkan hingga akhir tahun dapat dibatalkan, dan disarankan untuk tidak mengajukan aplikasi baru untuk tahun 2025, menurut seorang promotor konser. REUTERS/Maxim Shemetov

7/8 A man passes by the entrance to DDC music club featuring concert posters including Japanese musician Toshio Osumi in Beijing, China, November 21, 2025. REUTERS/Maxim Shemetov

Ketegangan diplomatik antara Jepang dan China kembali menimbulkan dampak ekonomi, terutama bagi pelaku usaha seperti Takashi Ito, pemilik restoran makanan laut Merase di Shanghai. Harapan Ito agar larangan impor makanan laut Jepang dicabut pupus setelah Beijing memperketat kembali pembatasan tersebut, memicu kekhawatiran baru di tengah hubungan kedua negara yang terus memanas. (REUTERS/Go Nakamura)

8/8 A man passes by the entrance to DDC music club featuring concert posters including Japanese musician Toshio Osumi in Beijing, China, November 21, 2025. REUTERS/Maxim Shemetov

Perselisihan terbaru dipicu oleh pernyataan Perdana Menteri baru Jepang, Sanae Takaichi, yang menegaskan bahwa serangan China terhadap Taiwan dapat memicu respons militer Tokyo. Beijing bereaksi keras dengan memberlakukan kembali larangan impor produk laut Jepang, memboikot perjalanan ke Jepang, serta membatalkan sejumlah pertemuan dan acara budaya. Situasi ini turut memengaruhi bisnis Ito, yang mengaku menerima beberapa pembatalan reservasi tanpa penjelasan jelas dari calon pelanggan. (REUTERS/Go Nakamura)