25 Investor Australia Bakal Bertemu Danantara Februari 2026
Melbourne, CNBC Indonesia - Investor Australia kian agresif mencari peluang di Indonesia. Austrade bersama Australia-Indonesia Business Council, membawa sekitar 25 pengelola dana pensiun dan Investment Bank untuk bertamu ke Jakarta pada pekan kedua Februari 2026.
Peter McGregor, National Treasurer di Australia Indonesia Business Council mengatakan, delegasi investor Australia akan bertemu dengan sejumlah Kementerian dan Lembaga strategis, khususnya Danantara. Pemilik modal asal Negeri Koala ingin tahu lebih detail tentang proyek prioritas di Indonesia, seperti waste to energy dan restrukturisasi BUMN.
"Kunjungan pada Februari 2026 ini merupakan kelanjutan dari pertemuan pada Februari tahun ini, yang sifatnya baru perkenalan. Beberapa investor bahkan baru pertemu dengan pejabat Indonesia di Jakarta. Pertemuan pada tahun depan akan naik ke level yang lebih serius dan menggali lebih dalam," ujar Peter saat berbincang dengan delegasi media asal Indonesia di Melbourne, Australia, dikutip Jumat (21/11/2025).
Pada Februari lalu sekitar 50 Dana Pensiun dan Investment Bank asal Australia bertandang ke Jakarta. Delegasi ini bertemu dengan beberapa Menteri dan pelaku usaha. Salah satunya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono.
Dana Pensiun dan Investment Bank Australia menyiapkan dana 4,4 triliun dolar Australia atau setara Rp 47 ribu triliun, untuk berinvestasi di Asia Tenggara. Di luar itu, sejak 2024 Pemerintah Federal Australia menyiapkan dana senilai 2 miliar dolar Australia yang dikelola melalui Export Finance Australia (EFA).
Pada 27 Oktober 2025, pemerintah Australia mengumumkan 2 investasi menggunakan dana ini. Pencairan pertama kepada IFM Investors Asia-Pacific Debt Fund senilai 175 juta dolar Australia. IFM Investors akan mencari peluang investasi dalam bentuk utang kepada pemerintah atau swasta di sektor energi terbarukan, telekomunikasi dan logistik.
Pencairan kedua kepada pengelola investasi dengan skema Public Private Partnership (PPP) bernama Plenary Group senilai 50 juta dolar Australia. Dana ini akan diinvestasikan di proyek infrastruktur penting, seperti kesehatan, pendidikan dan trasportasi publik.
(sef/sef)[Gambas:Video CNBC]