PVMBG Beri Kabar terbaru Erupsi Gunung Semeru, Ini Kondisinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis laporan terbaru terkait peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang kini berada pada Level IV (Awas).
Dalam laporan tertulis PVMBG yang dikutip Jumat (21/11/2025), kondisi visual Gunung Semeru bervariasi, mulai dari tampak jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah teramati bertekanan sedang dengan warna putih dan intensitas medium, membumbung hingga 300-1.000 meter di atas puncak.
Letusan teramati sebanyak enam kali, disertai asap putih-kelabu setinggi 300-500 meter yang condong ke arah tenggara. Meski demikian, observasi visual sering terhambat cuaca berkabut, sehingga guguran lava jarang terlihat, meski suara gemuruh letusan beberapa kali terdengar.
Pada Rabu, 19 November 2025 pukul 14.13 WIB, Semeru mengalami erupsi signifikan berupa awan panas guguran (APG) yang meluncur sejauh 13,8 kilometer ke arah Besuk Kobokan. Awan Panas terekam di Seismograf G. Semeru dengan amplitude maksimum 47 mm dan lama gempa 14283 detik (+ 4 jam). Terhitung dari tanggal 19 November 2025 pukul 17:00 WIB, tingkat aktivitas G. Semeru dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
PVMBG mencatat aktivitas kegempaan yang intens dalam periode 19-20 November 2025 hingga pukul 12.00 WIB, yaitu:
179 kali Gempa Letusan
1 kali Gempa Awan Panas
67 kali Gempa Guguran
7 kali Gempa Hembusan
4 kali Tremor Harmonik
3 kali Gempa Vulkanik Dalam
6 kali Gempa Tektonik Jauh
Pemantauan seismik ambient noise menunjukkan nilai dv/v bernada negatif dengan pola penurunan sejak pertengahan Oktober 2025, mengindikasikan adanya peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunungapi.
Sementara, data pemantauan Tiltmeter pada Stasiun Tiltmeter Argosuko menunjukkan bahwa komponen radial dan tangensial relatif mendatar dan berfluktuasi dengan nilai yang kecil. Data pemantauan GPS kontinyu di Gunung Semeru menunjukan bahwa perubahan jarak antar baseline GPS tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
PVMBG menyimpulkan aktivitas erupsi dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan kondisi cuaca. Dalam periode ini jumlah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi.
Gempa-gempa yang terekam mengindikasikan masih adanya supply dari bawah permukaan Gunung Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan melalui letusan dan hembusan. Nilai variasi kecepatan relatif (dv/v) menunjukkan pola penurunan sejak pertengahan Oktober 2025 mengindikasikan adanya peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunungapi.
Pemantauan deformasi pada periode ini menunjukkan pola relatif stabil, diinterpretasikan bahwa tidak ada peningkatan tekanan dari bagian dalam tubuh gunungapi.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, aktivitas Gunung api Semeru masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas Gunung Api Semeru masih ditetapkan pada Level IV (AWAS) dengan rekomendasi sebagai berikut:
- Masyarakat/ pengunjung/ wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi).
- Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
- Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
- Untuk rekomendasi rekomendasi selengkapnya dan untuk mengetahui perkembangan aktivitas G. Semeru, masyarakat dapat melihatnya di website Badan Geologi, website Magma Indonesia, aplikasi Magma Indonesia.
(pgr/pgr)[Gambas:Video CNBC]