MARKET DATA

Surat Utang RI Terus Ditinggal Asing, Begini Penjelasan Kantor Purbaya

Arrijal Rachman ,  CNBC Indonesia
21 November 2025 12:10
Dirjen  Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Suminto (Tangkapan layar Youtube Komisi XI DPR RI Channel)
Foto: Dirjen Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Suminto (Tangkapan layar Youtube Komisi XI DPR RI Channel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Surat Berharga Negara atau SBN masih mencatatkan aliran modal asing ke luar hingga November 2025, besarannya mencapai Rp 10,4 triliun. Sejak awal tahun hingga saat ini, secara keseluruhan pasar portofolio outflow US$ 183,8 triliun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto menjelaskan, kondisi ini disebabkan investor global yang kini makin banyak memburu surat utang pemerintah Amerika Serikat, yakni US Treasury, serta lebih memilih memegang cash dalam bentuk dolar AS.

"Dan sebenarnya ini tidak hanya fenomena Indonesia, yang lebih memengaruhi dinamika global, baik terkait dengan US Treasury maupun dolar," kata Suminto saat konferensi pers APBN, dikutip Jumat (21/11/2025).

Adapun dari sisi fundamental ekonomi Indonesia, kata Suminto tidak menjadi penyebab investor melepas SBN. Terlihat dari masih terus turunnya imbal hasil atau yield SBN yang masih terus bergerak di posisi rendah, yakni 6,11% hingga 14 November 2025.

Imbal hasil obligasi pemerintah itu minus hingga 85,6% sejak awal tahun, penurunan terdalam ke empat di banding negara lain yang memiliki kekuatan ekonomi setara setelah Singapura yang imbal hasil obligasinya turun 100%, Filipina 106,4%, Meksiko minus 149,4%, dan Afrika Selatan di posisi pertama dengan minus 167,6%.

Oleh sebab itu, Suminto memastikan, tekanan aliran modal asing akan bersifat sementara, sehingga investor asing masih akan tertarik untuk membeli obligasi pemerintah.

"Sehingga kita membaca marginal outflow ini sebenarnya lebih kepada investors global yang melakukan rebalancing portfolio mereka, dan kita meyakini itu sifatnya temporary, tidak terkait dengan confidence mereka terhadap kinerja dan prospek perekonomian Indonesia," tegasnya.

(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Mau Terbitkan Surat Utang Dimsum & Kangguru, Buat Apa?


Most Popular