Internasional

Spanyol Gelar 480 Acara Peringati 50 Tahun Wafatnya Diktator Franco

tfa, CNBC Indonesia
Kamis, 20/11/2025 06:05 WIB
Foto: Bendera Spanyol (REUTERS/Sergio Perez)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Spanyol pada Rabu mengumumkan rencana tambahan 480 acara nasional sebagai bagian dari peringatan 50 tahun kematian diktator sayap kanan Francisco Franco sekaligus lima dekade transisi negara menuju demokrasi.

Laporan AFP, yang dikutip Kamis (19/11/2025), menyebut program baru ini melengkapi lebih dari 150 acara yang telah digelar sejak awal tahun di bawah tema "Spanyol di Kebebasan".

Menteri Memori Demokratik, Ángel Víctor Torres, menegaskan bahwa pemerintah dengan sengaja tidak mengadakan prosesi utama pada peringatan wafatnya Franco agar fokus tetap berada pada proses demokratisasi.


"Kita tidak merayakan kematian diktator. Kita merayakan awal dari akhir kediktatoran," ujarnya dalam konferensi pers.

Torres menambahkan bahwa rangkaian acara akan diperpanjang hingga 2026 atau lebih lama. Banyak agenda difokuskan kepada generasi muda yang lahir setelah era kediktatoran dan tidak mengalami langsung "tahun-tahun tanpa kebebasan". Acara tersebut mencakup konser, pameran, konferensi, hingga inisiatif edukasi.

Pemerintah juga tengah mengembangkan gim video edukatif yang bertujuan membantu pengguna memahami bagaimana perilaku dan kebijakan tertentu dapat mengancam demokrasi. Program ini dinilai penting karena persepsi publik terhadap masa kelam tersebut masih terbelah.

Franco meninggal pada 20 November 1975 pada usia 82 tahun setelah hampir 40 tahun memerintah dengan tangan besi. Dua tahun setelahnya, Spanyol menggelar pemilu demokratis, diikuti ratifikasi konstitusi baru melalui referendum pada 1978, yang kini diperingati setiap 6 Desember sebagai hari libur nasional.

Menurut survei CIS pada Oktober lalu, lebih dari 20% warga Spanyol menganggap era Franco sebagai sesuatu yang "baik" atau "sangat baik", sementara 65,5% menilai periode tersebut "buruk" atau "sangat buruk".

Franco sendiri naik ke tampuk kekuasaan setelah memimpin kudeta terhadap pemerintah Republik dalam Perang Saudara Spanyol pada 1936. Pemerintahannya dikenal dengan penyensoran ketat, penindasan terhadap minoritas, indoktrinasi totaliter, dan eksekusi terhadap para pembangkang.

Melalui rangkaian acara ini, pemerintah Spanyol berharap generasi baru memahami betapa signifikan perjalanan Spanyol keluar dari otoritarianisme dan pentingnya menjaga demokrasi yang kini dinikmati.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Aktivis Spanyol Tuduh Israel Langgar HAM Usai Dideportasi