MARKET DATA
Internasional

Intelijen Inggris: Hati-Hati Mata-Mata China, Headhunters di LinkedIn

sef,  CNBC Indonesia
19 November 2025 08:55
Badan Intelejen Inggris MI5. (Tangkapan Layar Mi5)
Foto: Badan Intelejen Inggris MI5. (Tangkapan Layar Mi5)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan intelijen domestik Inggris, MI5, mengeluarkan peringatan. Hal ini terkait mata-mata China.

Dilaporkan Rabu (19/11/2025), MI5 mengklaim mata-mata China kini banyak menyamar sebagai pemburu pekerja (headhunters) untuk merekrut anggota parlemen. Mereka menggunakan LinkedIn guna "melakukan penjangkauan dalam skala besar atas nama" pemerintah Beijing.

"Sebelumnya hari ini, MI5 mengeluarkan peringatan spionase kepada parlemen dan staf parlemen untuk memperingatkan mereka tentang penargetan yang sedang berlangsung terhadap lembaga-lembaga demokrasi kita oleh aktor-aktor China," ujar Menteri Keamanan Dan Jarvis mengatakan kepada Dewan Rakyat Inggris, dikutip Reuters.

"Badan intelijen kami telah memperingatkan bahwa China sedang berupaya merekrut dan membina individu-individu yang memiliki akses ke informasi sensitif tentang parlemen dan pemerintah Inggris," jelasnya lagi.

Pada Oktober, lanjutnya, MI5 menemukan fakta bahwa mata-mata Tiongkok membuat iklan lowongan kerja palsu untuk mencoba memikat para profesional Inggris agar menyerahkan informasi. Ribuan unggahan mencurigakan juga ditempatkan di platform rekrutmen daring.

Jarvis juga memperingatkan bahwa universitas-universitas di Inggris menjadi sasaran upaya China. Negeri Panda, diklaim-nya, berusaha memengaruhi "penelitian independen mahasiswa dan mengganggu aktivitas di kampus".

Ditegaskannya pula bahwa menteri terkait akan mengadakan acara tertutup dengan para pemimpin universitas. Terutama guna menyoroti risiko campur tangan asing.

Peringatan baru ini muncul setelah jaksa penuntut Inggris membatalkan kasus terhadap dua pria Inggris yang didakwa memata-matai anggota parlemen untuk kepentingan China, dengan mengatakan bahwa pemerintah kerajaan tidak memberikan bukti yang jelas untuk menunjukkan bahwa "Beijing merupakan ancaman bagi keamanan nasionalnya". Gagalnya kasus ini kemudian memicu tuduhan ke pemerintah Perdana Menteri (PM) Keir Starmer bahwa kepemimpinannya lebih memprioritaskan "hubungan yang lebih baik" dengan China daripada keamanan nasional.

Sementara itu, pernyataan intelijen ini juga muncul beberapa minggu sebelum pemerintah Inggris mengambil keputusan final soal apakah menyetujui pembangunan kedutaan besar China yang baru di London. Para kritikus telah menyuarakan risiko keamanan.

Perlu diketahui, tahun lalu, Inggris melarang seorang pengusaha China yang diduga memiliki hubungan dengan Pangeran Andrew- yang kini dikenal sebagai Andrew Mountbatten-Windsor- untuk memasuki negara itu. Pemerintah beralasan "mata-mata" dan "risiko keamanan nasional".

Pria itu dilaporkan telah menjadi "orang kepercayaan" pangeran yang terlibat skandal penjahat seks yang meninggal bunuh diri di penjara Amerika, Jeffrey Epstein, dan kerap diundang ke kediaman kerajaan seperti Istana Buckingham. Pria itu juga diduga bertemu dengan dua mantan pemimpin Inggris dalam berbagai kesempatan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran Tangkap 700 Tentara Bayaran Israel, Mossad Beri Pengakuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular