Internasional

Wali Kota Muslim AS Mamdani Serukan Boikot Starbucks, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia

17 November 2025 16:30

Calon walikota New York City dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani, memeluk istrinya Rama Duwaji di atas panggung setelah memenangkan pemilihan Walikota New York City 2025, pada rapat umum malam pemilihan di wilayah Brooklyn, New York City, New York, AS, 4 November 2025. (REUTERS/Jeenah Moon) — Foto: Wali Kota terpilih New York City dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani (REUTERS/Jeenah Moon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wali Kota Terpilih New York City (NYC) Zohran Mamdani menyerukan masyarakat untuk memboikot kedai kopi raksasa Amerika Serikat, Starbucks. Hal ini sebagai bentuk solidaritas terhadap ribuan barista yang melancarkan mogok kerja di seluruh negeri.

Seruan boikot ini dilontarkan Mamdani pada Jumat waktu setempat, bertepatan dengan aksi mogok yang disebut serikat pekerja sebagai "Pemberontakan Cangkir Merah" (Red Cup Rebellion). Mamdani, seorang Demokrat sosialis, secara terbuka mendukung gerakan Serikat Pekerja Starbucks (Starbucks Workers United) yang melancarkan mogok kerja Praktik Buruh Tidak Adil (Unfair Labor Practices/ULP Strike).

Baca:

71 Sekolah Ditutup, Ada Asbes Beracun di Bak Pasir Anak-Anak

Aksi mogok ini dilakukan karena tuntutan pekerja untuk mendapatkan kontrak kerja yang adil tidak dipenuhi, dan serikat menuduh perusahaan menolak bernegosiasi. Mogok ini sengaja dilakukan berbarengan dengan "Red Cup Day", salah satu hari penjualan tahunan Starbucks yang paling ramai.

Melalui unggahannya di media sosial, Mamdani meminta warga New York dan pendukung di seluruh AS untuk menghindari Starbucks sampai negosiasi kontrak mencapai titik temu. Mamdani menegaskan bahwa boikot adalah cara yang kuat untuk menekan manajemen perusahaan.

Baca:

Bendera One Piece Berkibar, Ribuan Orang Demo Presiden-Kepung Istana

"Pekerja Starbucks di seluruh negeri sedang melakukan mogok Praktik Buruh Tidak Adil, berjuang untuk kontrak yang adil," tulis Mamdani dikutip New York Post, dikutip Senin (17/10/2025).

"Selama para pekerja mogok, saya tidak akan membeli Starbucks, dan saya meminta Anda untuk bergabung dengan kami. Bersama-sama, kita bisa mengirimkan pesan yang kuat: Tidak ada kontrak, tidak ada kopi."

Perlu diketahui, aksi mogok dimulai pada Kamis lalu. Priotes dilaporkan melibatkan lebih dari seribu barista di puluhan kota di AS.

Para pekerja menuntut perbaikan kondisi kerja dan kesepakatan kontrak yang sah. Pihak serikat pekerja memperingatkan bahwa mogok ini akan menjadi yang terlama dan terbesar dalam sejarah ULP strike Starbucks jika perusahaan terus menolak berunding secara itikad baik.