Breaking News: Ekonomi Jepang Kontraksi 0,4%
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Jepang kontraksi. Dalam data terbaru, Senin (17/11/2025), ekonomi Negeri Sakura menyusut 0,4% dalam tiga bulan, dari Juli hingga September.
Hal ini diyakini menjadi dampak tarif Amerika Serikat (AS) yang diberlakukan pemerintah Presiden Donald Trump. Sementara, pemerintahan Perdana Menteri (PM) baru Sanae Takaichi masi sedang mempersiapkan paket stimulus besar.
Sebenarnya, data kuartal-ke-kuartal untuk produk domestik bruto (PDB) di kuartal-II (Q3) ini, melampaui ekspektasi pasar sebesar minus 0,6%. Tetapi merupakan kontraksi pertama sejak tiga bulan pertama tahun 2024.
Angka awal yang disesuaikan secara musiman ini menyusul pertumbuhan sebesar 0,6%, direvisi naik dari data sebelumnya sebesar plus 0,5%, untuk kuartal April hingga Juni (Q2). Data dari kantor kabinet juga menunjukkan bahwa investasi residensial yang lemah menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya, para pejabat perdagangan pada bulan Juli mencapai kesepakatan yang memungkinkan AS menurunkan tarif barang-barang Jepang menjadi 15% dari ancaman 25%. Mobil Jepang sendiri dikenakan pajak dengan tarif yang lebih tinggi, yaitu 27,5%, dan pengurangan menjadi 15% baru berlaku pada pertengahan September.
Perlu diketahui, nilai ekspor mobil Jepang ke AS merosot 24% secara tahunan pada bulan September. Ini menjadi sebuah pukulan telak bagi sektor otomotif yang menyumbang sekitar delapan persen lapangan pekerjaan di negara Asia tersebut
(sef/sef)