Freeport Bisa Operasikan Tambang Bawah Tanah Lagi, Segini Produksinya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 14/11/2025 11:40 WIB
Foto: Tambang Emas Bawah Tanah Terbesar Milik Freeport, Kamis (12/11/2024). (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan telah memberikan izin operasional di dua area tambang PT Freeport Indonesia (PTFI), selepas terjadinya insiden longsor di area tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada September lalu.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno membeberkan dua area tambang tersebut adalah Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ).

"Udah-udah, yang DMLZ dan Big Gossan sudah dikasih izin tapi belum produksi," kata Tri ditemui di Gedung DPR RI, dikutip Jumat (14/11/2025).


Meski demikian, Tri menyebut bahwa produksi dari dua area tambang tersebut nantinya tidak terlalu signifikan. Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ) diperkirakan hanya mampu menghasilkan 600 ribu ton bijih tembaga per tahun.

"Nggak banyak. Dia cuma 600 ribu per tahun kira-kira gitu. Jadi cuma 30% dari total produksi bijih PTFI," kata Tri.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat ini masih mengkaji operasional tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (PTFI), terutama selepas terjadinya insiden longsor di area tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada September lalu.

Kajian ini sekaligus menjadi dasar dalam menilai rencana PTFI untuk kembali membuka operasi di dua area lain yang tidak terdampak, yakni Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ).

Bahlil berpendapat struktur tambang bawah tanah Freeport sangat luas, sehingga setiap keputusan harus dilakukan dengan hati-hati. Setidaknya, terdapat area yang tidak terkait dengan insiden longsor dan saat ini sedang dievaluasi.

"Jadi ada dua bagian dan sekarang tim kita masih di sana. Makanya saya belum berani untuk ngomong secara menyeluruh karena timnya kita belum kasih laporan," kata Bahlil ditemui di Kementerian ESDM, Senin (10/11/2025).

Di sisi lain, ia mengakui apabila area tersebut tidak segera beroperasi, maka hal itu juga akan berdampak pada penerimaan negara, keberlangsungan pekerjaan bagi para karyawan, pendapatan daerah, serta kontinuitas pasokan untuk smelter Freeport di Gresik.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Seluruh Korban Longsor Tambang Freeport Ditemukan