Trump Luncurkan Operasi Militer ke Venezuela, Kaji Opsi Serangan Darat
Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Amerika Serikat (AS) secara resmi menamai kampanye anti-narkoba yang diperluas di Karibia dan Pasifik Timur sebagai "Operation Southern Spear." Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Pete Hegseth pada hari Kamis, (13/11/2025), dan datang setelah Presiden Donald Trump menerima pembaruan opsi militer, termasuk kemungkinan serangan darat (land strikes) di Venezuela.
Hegseth menulis di platform media sosial X bahwa operasi tersebut, yang dipimpin oleh Joint Task Force Southern Spear dan U.S. Southern Command, bertujuan untuk mempertahankan tanah air AS, menghilangkan "narko-teroris" dari belahan bumi Barat, dan mengamankan AS dari obat-obatan yang membunuh warganya.
"Belahan Barat adalah lingkungan Amerika-dan kami akan melindunginya," tulis Hegseth dikutip Newsweek.
Pengumuman Hegseth ini mengikuti laporan dari CBS News bahwa Presiden Trump pada hari Rabu, (12/11/2025), telah diberi briefing mengenai opsi militer terbaru untuk operasi potensial di Venezuela, termasuk kemungkinan serangan darat. Hingga saat ini, belum ada keputusan akhir yang dibuat mengenai serangan darat.
Operasi "Southern Spear" ini menunjukkan peningkatan skala dan sifat jangka panjang misi tersebut, yang dimulai musim panas ini sebagai bagian dari upaya Pemerintahan Trump untuk menargetkan narkoterorisme di kawasan itu. Operasi ini akan melibatkan hampir selusin kapal Angkatan Laut dan sekitar 12.000 pelaut dan Marinir yang ditempatkan di area tersebut, menyusul kedatangan kapal induk USS Gerald R. Ford dan personel tambahan.
Sejak awal September, pasukan AS telah melakukan setidaknya 19 serangan terhadap kapal-kapal di perairan Amerika Selatan, menewaskan sedikitnya 76 orang. Hegseth berargumen bahwa kapal-kapal penyelundup narkoba di Karibia dan Pasifik Timur merupakan ancaman langsung terhadap keamanan nasional AS dan operasi ini berada di bawah kewenangan perang Presiden.
Pejabat AS telah lama menuduh pemerintah Presiden Venezuela Nicolás Maduro bekerja sama dengan kelompok penyelundup narkoba dan mengorupsi pasukan keamanannya. Tuduhan ini dibantah oleh Maduro, yang menganggapnya sebagai dalih bagi Washington untuk melemahkan rezimnya.
(tps/tps)