Internasional

Diancam Kapal Induk AS, Rusia Siap Kirim Rudal Untuk Venezuela

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 14/11/2025 06:12 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia merespons ketegangan terbaru antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela. Hal ini terjadi saat Moskow terus menjalin hubungan baik dengan Caracas.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menyatakan pada hari Selasa (11/11/2025) bahwa Kremlin "siap bertindak sepenuhnya dalam kerangka kewajiban" dari perjanjian kemitraan strategis yang ditandatangani Moskow dan Caracas pada bulan Mei. Aliansi ini semakin menguat di tengah peningkatan jejak militer AS yang signifikan di dekat Venezuela.



Seorang pejabat senior Rusia bahkan mengisyaratkan bahwa Moskow dapat memasok Venezuela dengan rudal balistik jarak menengah eksperimental Oreshnik, rudal yang baru diperkenalkan Rusia ke dunia dalam serangan di Ukraina tengah setahun yang lalu.


"Kami memasok negara itu dengan hampir seluruh jajaran senjata, mulai dari senjata ringan hingga pesawat terbang," kata Alexei Zhuravlev, anggota komite pertahanan Duma Negara Rusia.


"Meskipun rincian senjata bersifat rahasia, tidak ada hambatan untuk memasok negara sahabat dengan pengembangan baru seperti Oreshnik atau rudal jelajah Kalibr, yang telah digunakan secara ekstensif terhadap target Ukraina. Orang Amerika bisa mendapatkan beberapa kejutan," tambah Zhuravlev.



Pengerahan kekuatan militer AS, yang diperkuat oleh kapal induk terbesar di dunia, USS Gerald R. Ford, bersama tiga kapal perang lainnya yang tiba di perairan dekat Venezuela pada hari Selasa, menimbulkan pertanyaan tentang apakah Presiden Donald Trump berharap untuk menggulingkan pemimpin otoriter Venezuela, Nicolás Maduro.


Merespons unjuk kekuatan ini, Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino López, memerintahkan mobilisasi 200.000 tentara di seluruh negeri pada hari Selasa sebagai tindakan melawan "ancaman yang ditimbulkan oleh AS." Pemerintah Caracas memprotes keras pengerahan militer AS di dekat garis pantainya, secara bersamaan menyerukan perdamaian dan bersikeras bahwa Venezuela siap merespons setiap serangan Amerika.

Ketegangan militer ini terjadi di tengah kampanye keras Trump terhadap penyelundupan narkoba dari Amerika Latin, di mana serangan AS terhadap kapal-kapal yang diduga penyelundup narkoba di Karibia selatan dan Pasifik Timur telah menewaskan sedikitnya 75 orang sejak September.


Aksi militer AS ini telah merusak hubungan dengan sekutu-sekutu utama AS di kawasan tersebut. Presiden Kolombia, Gustavo Petro, memerintahkan pasukan keamanan dan intelijen Bogotá untuk menghentikan pembagian komunikasi dengan AS selama Washington menyerang kapal-kapal di Karibia.


Sementara itu, Laporan terpisah juga mengonfirmasi bahwa Inggris telah menangguhkan pembagian intelijen dengan AS atas kekhawatiran hukum internasional, menambah tekanan diplomatik pada operasi militer AS tersebut.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Venezuela Kerahkan 200 Ribu Prajurit Hadapi Ancaman AS