Bos BGN Ungkap Penyebab Utama Keracunan Makanan di RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membeberkan sumber utama keracunan makanan di Indonesia, yakni bakteri Escherichia coli (E.Coli).
"Dari hasil kajian Kementerian Kesehatan banyak kejadian keracunan pangan di Indonesia 50% disebabkan cemaran E.Coli yang disebabkan oleh air," kata Dadan, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (12/11/2025).
Dari paparannya, total kasus keracunan pangan di Indonesia mencapai 441 kejadian, sementara MBG hanya menyumbang 221 kejadian atau kurang lebih 48% dari total keracunan pangan di Indonesia.
Dari data BGN ada 11.640 penerima manfaat yang mengalami kasus keracunan, sedangkan Kementerian Kesehatan mencatat 13.371 orang.
Untuk itu Dadan menjelaskan bahwa seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diminta untuk menggunakan sterilisasi food tray atau wadah makanan.
"Seperti lemari dan memiliki uap panas yang bisa sampai 120 derajat sehingga food tray bisa cepat dikeringkan, dan juga steril," kata Dadan.
Selain itu SPPG juga diminta untuk menggunakan air yang tersertifikasi untuk dimasak, baik dalam bentuk kemasan maupun isi ulang.
"Air isi ulang tapi memiliki peralatan untuk bisa mensterilkan air tersebut," kata Dadan.
Selain itu SPPG juga juga wajib mendapatkan Sertifikat Laik Higienis Sanitasi (SLHS). Sampai saat ini sudah ada 1.619 SPPG yang memiliki sertifikasi itu.
"Kecepatan penerbitan sertifikatnya tegantung dari pemda masing-masing, ada yang sangat cepat, ada yang masih membutuhkan waktu tetapi praktik terkait penerapan aspek higienis sudah diperketat lebih intens dalam juknis terbaru," kata Dadan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makan Bergizi Gratis Telan Anggaran Rp 4,4 Triliun per Mei 2025