Kapasitas Kilang Minyak RI Kini Nambah 100.000 Barel, Ini Sumbernya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Senin, 10/11/2025 17:30 WIB
Foto: (CNBC Indonesia/Adiandono)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapasitas pengolahan minyak mentah RI kini telah bertambah sebesar 100.000 barel per hari (bph).

Hal ini karena mulai beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RMDP) Balikpapan, Kalimantan Timur, yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refinery & Petrochemical PT Pertamina (Persero).

Pada hari ini, Senin (10/11/2025), KPI mulai melakukan pengoperasian awal unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex. Unit RFCC merupakan unit utama kilang, sebagai jantung modernisasi kilang yang akan memproduksi bahan bakar berstandar setara Euro V dan meningkatkan efisiensi serta nilai ekonomi Kilang Balikpapan.


Dengan beroperasinya RFCC Complex tersebut, maka kapasitas Kilang Balikpapan kini meningkat menjadi 360.000 bph dari sebelumnya 260.000 bph.

Adapun total kapasitas kilang minyak RI hingga akhir 2024, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tercatat mencapai 1,18 juta barel per hari (bph), dari sembilan kilang minyak.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman menjelaskan, beroperasinya RDMP Balikpapan ini, maka kapasitas pengolahan minyak RI bertambah sebesar 100.000 bph.

"Dengan tambahan itu ya ada tambahan unit operasinya itu 100 ribu (bph)," kata Laode saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Awalnya, pengoperasian RDMP Balikpapan ini akan diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada hari ini. Namun, jadwal peresmian oleh Presiden Prabowo ini diundur.

"Harusnya hari ini tapi diundur. Jadi nah ini kita belum tahu. Masih belum tahu. Rencananya (peresmian oleh Prabowo), makanya perlu persiapan" imbuhnya.

Dengan beroperasinya tambahan unit tersebut, produksi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri diharapkan meningkat signifikan, termasuk potensi untuk mengurangi impor BBM Solar atau diesel nasional.

"Kan masih dihitung targetnya kalau misalnya itu berproduksi dengan adanya biodiesel kan sebenarnya B40, kan ditambah lagi dengan produksi tambahan dalam negeri, harusnya bisa ke arah sana (pengurangan impor Solar)," tutur Laode.

Seperti diketahui, PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), anak usaha KPI, resmi melakukan operasional awal sebagai bagian dari rangkaian tahapan start up unit utama pengolahan atau Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex hasil Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, pada hari ini, Senin (10/11/2025).

Proyek RDMP Balikpapan sendiri merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dijalankan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB).

Dengan nilai investasi mencapai US$ 7,4 miliar atau setara dengan sekitar Rp 120 triliun, proyek ini menjadi modernisasi kilang terbesar di Indonesia dan salah satu proyek energi paling strategis di Asia Tenggara.

Proyek strategis dalam rangka revitalisasi kilang domestik ini sejalan dengan Asta Cita pemerintah, khususnya dalam memperkuat hilirisasi energi dan kemandirian industri migas nasional, meningkatkan nilai tambah sumber daya dalam negeri, serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan energi nasional.

Proyek RDMP Balikpapan telah menyelesaikan beberapa tahapan proyek penting yakni keberhasilan uji coba kapasitas Unit Penyulingan, sehingga menambah kapasitas pengolah minyak mentah dari 260.000 menjadi 360.000 barel per hari, commissioning sarana tambat Single Point Mooring (SPM) 320.000 DWT untuk penyandaran kapal jenis Very Large Crude Carrier (VLCC), penyelesaian pembangunan dua unit Tangki Penyimpanan Minyak Mentah Baru dengan masing-masing berkapasitas 1 juta barel di Lawe-Lawe, serta keberhasilan pengoperasian unit Pemurnian LPG dengan kapasitas produksi saat ini 43 ribu ton per tahun.

"Hari ini akan dilakukan pengoperasian awal Unit RFCC Complex. Untuk memohon kelancaran proses tersebut, kami melaksanakan kegiatan doa bersama agar tahapan-tahapan yang akan dilalui bisa berjalan aman dan lancar," kata Pjs Corporate Secretary KPI Milla Suciyani, dikutip Senin (10/11/2025).

"Proyek RDMP juga nantinya akan menghasilkan tambahan kapasitas produksi mencapai 336 ribu ton LPG per tahun, menjadikan kilang Balikpapan sebagai penggerak utama program transisi energi bersih di Indonesia," ujarnya.

Adapun, terlaksananya proyek RDMP tidak lepas dari dukungan pemerintah, melalui penetapannya sebagai Proyek Strategis Nasional, dalam mendukung swasembada energi nasional, memperkuat hilirisasi industri, serta memastikan Pertamina menjadi tulang punggung transformasi energi Indonesia menuju kemandirian dan keberlanjutan.

Secara ekonomi, RDMP Balikpapan akan memberikan dampak signifikan terhadap kemandirian energi nasional, dengan penghematan impor BBM hingga Rp68 triliun per tahun dan kontribusi terhadap PDB nasional mencapai Rp 514 triliun. Proyek ini juga memiliki TKDN lebih dari 35%, serta telah menyerap lebih dari 24.000 tenaga kerja pada masa puncak konstruksi.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Sepakat Siapkan BBM Tanpa Etanol Untuk SPBU Swasta