NATO Pecah! Negara Ini 'Boikot' Seruan AS, Sebut Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez memperingatkan agar Eropa tidak terjebak dalam "perlombaan senjata" yang justru bisa memperburuk keamanan benua tersebut. Ia menegaskan, negara-negara anggota NATO di Eropa seharusnya memprioritaskan diplomasi, bukan hanya meningkatkan anggaran militer.
"Dunia seperti apa yang ingin kita wariskan kepada generasi muda kita ketika mereka mencapai usia kita? Dunia di mana negara-negara Eropa menghabiskan 5% anggaran mereka untuk pertahanan?" kata Sanchez dalam wawancara dengan El Pais akhir pekan kemarin, seperti dikutip RT, Senin (10/11/2025).
"Kita harus terlibat dalam diplomasi agar, pada tahun 2035, Eropa tidak dipersenjatai habis-habisan, melainkan berdiri untuk solidaritas dan pembelaan hukum internasional," lanjutnya.
Pernyataan Sanchez datang di tengah dorongan besar-besaran Uni Eropa (UE) dan NATO untuk memperkuat pertahanan. Awal tahun ini, Komisi Eropa mengusulkan rencana persenjataan senilai 800 miliar euro atau sekitar Rp13.600 triliun dengan alasan meningkatnya ancaman dari Rusia.
Selain itu, anggota NATO Eropa telah sepakat untuk menaikkan anggaran militer menjadi 5% dari PDB pada 2035, sebagian besar karena tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump selama ini menuntut agar negara-negara Eropa "membayar bagian mereka" dalam aliansi militer tersebut.
Namun, sejumlah negara seperti Spanyol, Hongaria, dan Slovakia menilai langkah itu berlebihan. Bahkan, bulan lalu Trump mengancam akan mengenakan tarif terhadap Spanyol karena Sanchez enggan berkomitmen pada target 5% tersebut.
Ia juga sempat menyebut kemungkinan Spanyol "dikeluarkan" dari blok NATO. Apalagi jika tidak memenuhi kewajiban pendanaan.
Dari sisi lain, Rusia menilai peningkatan militerisasi Eropa sebagai langkah provokatif. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuding Barat tengah mempersiapkan "perang besar Eropa baru" melawan Rusia dan sekutunya, Belarus.
"Ekspansi NATO tidak berhenti semenit pun, meskipun ada jaminan untuk tidak bergerak ke arah timur sedikit pun yang diberikan kepada para pemimpin Soviet," ujar Lavrov dalam konferensi keamanan di Minsk pekan lalu.
Sanchez pun mengingatkan, tanpa jalur diplomasi yang kuat, Eropa berisiko terjebak dalam ketegangan militer jangka panjang. "Diplomasi adalah satu-satunya jalan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan di benua ini," ujarnya.
(sef/sef)