Internasional

Media Barat Sorot Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Bilang Ini

Tommy Patrio Sorongan,  CNBC Indonesia
10 November 2025 21:40
Presiden Kedua Republik Indonesia, Soeharto. (JOHN GIBSON / AFP)
Foto: Presiden Kedua Republik Indonesia, Soeharto. (JOHN GIBSON / AFP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Pemerintah Indonesia untuk menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada mendiang Presiden Soeharto, yang memimpin selama tiga dekade memicu sorotan tajam dan kontroversi di kancah internasional. Media-media Barat dan kelompok aktivis menyoroti bahwa penobatan ini secara mengabaikan catatan hak asasi manusia (HAM) dan korupsi yang menandai era Orde Baru.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Soeharto dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada hari Senin (10/11/2025), meskipun ada protes dari para aktivis dan keluarga korban pelanggaran HAM. Gelar tersebut diberikan dalam sebuah upacara yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Seorang tokoh dari Provinsi Jawa Tengah, pahlawan perjuangan kemerdekaan, Jenderal Soeharto menonjol sejak masa kemerdekaan," tulis laman itu, mengutip siaran lokal saat Prabowo menyerahkan penghargaan kepada putri dan putra Soeharto.

Hal yang sama juga disoroti media Inggris, BBC International. Media itu menyoroti bahwa perdebatan mengenai Soeharto sebagai Pahlawan Nasional berakar pada kontribusi militernya di masa kemerdekaan melawan kontroversi yang ia tinggalkan di masa kekuasaannya.

"Suharto menjadi terkenal selama masa kemerdekaan Indonesia dan memimpin pelucutan senjata pasukan Jepang dalam pertempuran di Yogyakarta pada tahun 1945," kata sebuah sulih suara dalam siaran langsung upacara penghargaan yang disiarkan langsung oleh kantor kepresidenan.

Di sisi lain, media Inggris The Guardian menyoroti bahwa penobatan ini segera memicu kecaman keras dari kelompok hak asasi manusia terkemuka. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, yang menolak usulan ini dikutip.

"Bagaimana mungkin orang yang paling bertanggung jawab atas salah satu genosida terbesar dalam sejarah, ketika ia merebut kekuasaan, bisa dijadikan pahlawan nasional? Ini benar-benar tidak masuk akal," tulisnya memuat Usman.

"Ini adalah upaya menutup-nutupi kejahatan historis secara terang-terangan. Keputusan ini mengabaikan aspirasi masyarakat sipil, termasuk korban pelanggaran hak asasi manusia yang terus menuntut keadilan."


(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo bakal Umumkan 10 Pahlawan Nasional Hari ini, Termasuk Soeharto

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular