Klaim Ambil dari Air Pegunungan, Kenapa Aqua Harus Ngebor?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 10/11/2025 14:27 WIB
Foto: Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria, (tengah) saat mengunjungi salah satu mitra AQUA Home Service (AHS), Tirta Sari, di Denpasar, Bali pada Rabu, 31 Juli 2024.

Jakarta, CNBC Indonesia - Corsec Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, yang mewakili PT Tirta Investama dengan merek air minum Aqua memberikan penjelasan ke Komisi VII DPR soal sumber air yang mereka gunakan. Vera menegaskan Aqua mengambil air dari pegunungan.

Aqua sampai saat ini memiliki 20 pabrik yang terkonsentrasi di Jawa Barat. Sedangkan sebagian lainnya tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, hingga Sulawesi dan Bali. Adapun jumlah karyawan Aqua saat ini sebanyak 10 ribu orang.

Mengenai sumber air, Vera mengungkapkan kalau Aqua mengambil air pegunungan. Sebelum pengambilan air, Aqua bekerja sama dengan universitas seperti UGM dan UNPAD untuk mencari tahu letak sumber air yang bisa dibuktikan secara hidrogeologi dan Isotop. Air yang dimaksud merupakan tangkapan air hujan di pegunungan.


"Baru kami akan menentukan apakah tepat untuk pembukaan pabrik. Sehingga sumber air kami sumber air pegunungan, perizinan menggunakan air tanah dalam atau SIPA (Surat Izin Pengusahaan Air Tanah) oleh ESDM," kata dia di Gedung Komisi VII DPR, Senin (10/11/2025).

Vera juga merespons apabila ada persepsi atau pendapat bahwa air Aqua adalah air bor. Dia menjelaskan pengeboran adalah cara yang yang harus dilakukan Aqua untuk mendapat sumber air tanah dalam atau disebutnya akuifer yang tertekan atau akuifer yang terlindungi. Air akuifer ini disebutnya terlindungi secara alami selama ratusan tahun oleh lapisan batuan sehingga tak ada risiko dari cemaran-cemaran dari sumber air.

"Sumber air pegunungan, pengeboran sesuai kedalaman akuifer tersebut dan sesuai perizinan ESDM," imbuhnya.

Dia pun mengungkapkan dalam sebulan, Aqua memproduksi 1 juta meter kubik air dengan berbagai produk seperti botol hingga galon. Untuk penjualan, 99,9% produk Aqua untuk pasar domestik.

Pada kesempatan itu, Vera juga menjawab pertanyaan Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty. Evita masih bingung soal Aqua ambil air dari pegunungan atau tanah?

"Saya masih bingung dengan pernyataan ibu, air pegunungan nyambungnya dari tanah. Gimana nih sebenarnya? Gunung atau tanah nih?" tanya Evita.

"Pembayaran bayar Rp 600 juta ke PDAM di Jabar aja belum di tempat lain. Ini mungkin dijelaskan? Kalau ibu kan ngebor. Semua air kan dari pegunungan ibu meresap ke tanah. Yang jelas kan sumber air ibu dari tanah bukan lagsung dari pegunungan," tanya dia

Foto: Sejumlah pekerja mengangkut air minum dalam kemasan (AMDK) galon dengan alat pemberat di distributor Aqua di kawasan Jakarta, Kamis, (14/11/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sejumlah pekerja mengangkut air minum dalam kemasan (AMDK) galon dengan alat pemberat di distributor Aqua di kawasan Jakarta, Kamis, (14/11/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Vera pun menjawab soal pertanyaan Evita.

"Lokasi pabrik kami di kaki pegunungan. Tentunya memang ada alasan 1-2 tahun melakukan hidrogeologi dengan UGM dan UNPAD yang dapat diambil dari ekuifer terdalam dan tertekan dan terlindungi," sebutnya.

Dia menjelaskan lagi kalau air Aqua didapat dari air pegunungan di lereng pegunungan dimana air masuk ke daerah tangkapan air hujan. Dari proses alami ini, air itu meresap ke dalam tanah.

"Tentunya tidak semua lokasi diklaim air pegunungan. Sesuai studi hidrogeologi atau Isotop sumber air titik A asalnya tangkapan air hujan di lereng gunung tertentu misalnya Salak atau Merapi dan sebagainya. Sumber air kami dari sumber air pegunungan harus dilakukan pengeboran untuk diambil airnya dan untuk memastikan air yang didapat dari pipa tidak ada cemaran lain yang menuju ke atas," tuturnya.

Evita masih bingung, dia pun bertanya lagi soal Aqua membayar kompensasi ke PDAM di Subang, Jawa Barat. Seharusnya dengan mengambil air pegunungan, Aqua hanya membayar PAD ke daerah tempat sumber air tersebut didapat.

"Saya agak bingung, perusahaan lain ambil air pegunungan bayarnya ke daerah PAD, Ibu kan bayarnya ke PDAM. Ini kan air tanah," tanyanya lagi.

Vera pun menjawab kalau membayar PDAM itu konteksnya hanya di Subang. Dia menjelaskan untuk Subang, sumber air Aqua kebetulan berdekatan dengan sumber air PDAM Subang.

"Sesuai kesepakatan dari saat pabrik subang berdiri kami membayar kontribusi PDAM menjaga dan merawat air mengingat ada kekhawatiran dari PDAM sumber air kami bisa berdampak pada debit atau level air PDAM. Pembayaran kami bukan penggunaan air kami tetapi lebih ke kompensasi untuk merawat menjaga sumber air yang jaraknya berdekatan," jelasnya.

Seperti diketahui, Komisi VII DPR hari ini memanggil 8 perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) buntut dari heboh Aqua menggunakan air dari sumur bor, bukan dari pegunungan.

Adapun perusahaan AMDK yang dipanggil DPR adalah PT Panfila Indosari dengan merek air minum RON 88, PT Amidis Tirta Mulia dengan merek Amidis, PT Tirta Fresindo Jaya dengan merek Le Minerale, PT Muawanah Al Ma'soem dengan merek Ma'soem, PT Super Wahana Tehno dengan merek Fristine, PT Tirta Investama dengan Aqua, PT Sariguna Primatirta dengan merek Cleo, PT Jaya Lestari Sejahtera dengan merek Yasmin.


(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Aqua Cs Jadi Sorotan- Kasus Campak, Lockdown Mengintai Kanada