Potret Pesawat Raksasa Bisa Terbang Nonstop 22 Jam, Ini Rutenya
Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan Qantas mengumumkan tahap akhir penyelesaian perakitan pesawat tanpa henti alias non stop. Armada baru itu mereka pesan dari Airbus.
Dengan adaptasi tangki bahan bakar tengah belakang berkapasitas 20.000 liter, Airbus A350-1000ULR itu akan mampu terbang hingga 22 jam tanpa henti.
Qantas menyebut proyek armada layanan jarak jauhnya sebagai "Project Sunrise", karena penerbangannya memakan waktu begitu lama sehingga dapat menemui dua fajar yang berbeda.
Dilansir CNN Internasional, Qantas akan mulai menjadwalkan penerbangan komersial project sunrise pada 2027.
Mereka mengklaim, penerbangan itu akan memangkas hingga empat jam waktu tempuh dari London atau New York untuk mencapai pantai timur Australia.
Foto: Penerbangan komersial diperkirakan akan dimulai pada paruh pertama tahun 2027. (Dok. Qantas)Penerbangan komersial diperkirakan akan dimulai pada paruh pertama tahun 2027. (Dok. Qantas) |
Sebelumnya, Boeing 787-9 Dreamliner telah dapat terbang 17 jam nonstop dari dua lokasi itu ke Perth, di pantai barat Australia. Namun, maskapai menganggap, perlunya mencapai sisi lain negara sebagai "batas akhir penerbangan ".
Qantas mengerjakan Project Sunrise sejak 2017. Proyek ini sempat tertunda karena pandemi Covid-19, yang untuk sementara memang menghentikan sebagian besar industri penerbangan.
Pada 2022, maskapai ini lalu memesan 12 pesawat Airbus A350-1000ULR untuk rute jarak jauh ke dan dari Australia dan yang pertama dijadwalkan akan dikirim pada bulan Oktober tahun depan.
Dalam pembaruan terkini mengenai Project Sunrise, Qantas mengungkapkan gambar dan rekaman pesawat tersebut, yang menunjukkan berbagai tahap perakitannya di kantor pusat Airbus di Toulouse, Prancis.
Rekaman yang dirilis itu menampilkan badan pesawat muncul dari dalam pesawat kargo khusus, yang dikenal sebagai Airbus Beluga karena kemiripannya dengan paus beluga.
Kemudian, badan pesawat dibawa ke hanggar, tempat para teknisi memasang bagian-bagian pesawat lainnya. Semua bagian penting pesawat kini telah dirakit, dan akan diangkut ke hanggar baru untuk pemasangan mesin dan instrumen uji terbang.
Selain untuk memangkas waktu penerbangan, proyek ini bertujuan untuk "mengubah cara orang mengalami perjalanan jarak jauh, melalui desain yang didukung sains untuk meminimalkan jetlag dan memaksimalkan kesejahteraan," kata CEO Qantas Vanessa Hudson dalam sebuah pernyataan.
Hanya akan ada 238 kursi di pesawat ini, dibandingkan dengan sekitar 400 kursi di A350-1000 lainnya. Sebagai gantinya, akan ada ruang untuk "Wellbeing Zone" yang dibangun khusus di antara kabin ekonomi premium dan ekonomi, serta suite kelas satu.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Foto: Penerbangan komersial diperkirakan akan dimulai pada paruh pertama tahun 2027. (Dok. Qantas)