PGE Mantapkan Kamojang sebagai Pilar Transisi Energi Indonesia

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Jumat, 07/11/2025 11:04 WIB
Foto: Khoirul Anam

Kabupaten Bandung, CNBC Indonesia - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) terus memperkuat peran strategis Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kamojang sebagai pilar dalam mendukung transisi energi Indonesia. Ini menjadi komitmen perusahaan terhadap percepatan transisi energi nasional dan pencapaian target Net Zero Emission 2060.

General Manager PGE Area Kamojang, I Made Budi Kesuma Adi Putra mengungkapkan, sebagai pionir panas bumi di Indonesia, Kamojang menjadi simbol sejarah sekaligus kontribusi Indonesia dalam mewujudkan masa depan energi bersih.

"Kami berkomitmen menjadikan Kamojang sebagai pusat inovasi yang membuktikan bagaimana energi panas bumi dapat memperkuat ketahanan energi nasional," ujar dia di PGE Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).


Area Kamojang merupakan wilayah panas bumi tertua di Indonesia. Area ini pertama kali dieksplorasi oleh Belanda pada tahun 1926.

Sementara itu, eksplorasi oleh Pertamina dimulai pada 1974, dan PLTP Kamojang pertama resmi beroperasi komersial sejak 1983. Kini, pengelolaan WKP Kamojang dilakukan oleh PGE, dengan lima unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang memiliki total kapasitas mencapai 235 megawatt (MW) dari total 727 MW kapasitas terpasang yang dikelola PGE.

Dengan kapasitas tersebut, PLTP Kamojang mampu memasok listrik untuk lebih dari 260.000 rumah tangga setiap hari selama setahun penuh tanpa bergantung pada sinar matahari, cuaca, atau bahan bakar fosil.

Hingga September 2025, produksi listrik dari Kamojang mencapai 1.326 gigawatt hour (GWh), tertinggi di antara seluruh WKP PGE. Operasi bersih ini juga berkontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon hingga 1,22 juta ton CO2 per tahun, sejalan dengan upaya Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060.

Saat ini PGE tengah memperluas kapasitas terpasangnya dengan target mencapai 1 GW dalam 2-3 tahun ke depan dan 1,8 GW pada 2033. Dalam jangka panjang, PGE menargetkan kapasitas total sebesar 3 GW yang telah teridentifikasi dari 10 WKP yang dikelolanya.

Made Budi menjelaskan untuk mewujudkan hal tersebut, PGE tengah memprioritaskan sejumlah proyek quick win. Termasuk pemanfaatan uap dari sumur-sumur bertekanan rendah di Kamojang dengan kapasitas sebesar 5 MW yang ditargetkan mulai beroperasi tahun 2028.

"Ke depan, PGE berkomitmen untuk terus menghadirkan energi bersih yang andal sekaligus mendorong terciptanya ekonomi hijau di Indonesia," pungkas Made Budi.


(bul/bul)
Saksikan video di bawah ini:

Batu Bara Masih Jadi Andalan, Industri Siap Hadapi Transisi Energi