Petaka Tetangga RI Makin Ngeri, 142 Orang Tewas
Jakarta, CNBC Indonesia - Topan Kalmaegi telah menewaskan sedikitnya 142 orang dan menyebabkan 127 orang hilang. Bahkan 500.000 kehilangan tempat tinggal, setelah menghantam Filipina bagian tengah, Selasa-Rabu.
Banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda Provinsi Cebu, Filipina, minggu ini, menyapu mobil, gubuk di tepi sungai, dan kontainer pengiriman. Laporan resmi menunjukkan Kantor Pertahanan Sipil Nasional melaporkan 114 kematian sementara otoritas provinsi menyebut ada 28 tambahan baru.
Kisah traumatis dialami Christine Aton (29). Ia mencoba menyelamatkan saudara perempuannya yang memiliki disabilitas yang terjebak di kamar tidurnya saat air banjir naik.
"Kami mencoba mencongkel (pintu kamar) dengan pisau dapur dan linggis tetapi tidak bisa bergerak.... Lalu kulkas mulai mengapung," kata Aton, dikutip AFP, Kamis (6/11/2025).
Ia menceritakan bagaimana dirimnya membuka jendela. Ia mencoba menyelamatkan diri dengan sang ayah.
"Saya berenang keluar. Kami menangis karena kami ingin menyelamatkan kakak perempuan saya. Tetapi ayah saya mengatakan kepada saya bahwa kami tidak bisa berbuat apa-apa untuknya, bahwa kami bertiga mungkin akan mati," jelasnya.
Korban lain, Chyros Roa, seorang ayah dua anak di Liloan, juga menceritakan keluarganya diselamatkan di saat-saat terakhir. Gonggongan anjingnya memperingatkan mereka saat air bah menerobos masuk.
"Arusnya sangat kuat. Kami mencoba memanggil bantuan, tetapi tidak ada yang datang. Kami diberitahu para penyelamat tersapu oleh arus," kata Roa.
Menanggapi skala kehancuran ini, Presiden Filipina Ferdinand Marcos mendeklarasikan "keadaan bencana nasional" pada hari Kamis. Keputusan ini memungkinkan pemerintah untuk mencairkan dana bantuan darurat dengan cepat dan memberlakukan batas harga untuk kebutuhan pokok.
Ia juga menyetujui rekomendasi dari Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) setelah menilai dampak badai.
"Karena cakupan dari, katakanlah, area masalah, yang telah dilanda Kalmaegi, ada proposal dari NDRRMC - yang saya setujui - bahwa kita akan mendeklarasikan bencana nasional," jelas Marcos.
"Hampir 10 hingga 12 wilayah akan terkena dampak. Jadi jika begitu banyak daerah terlibat, dengan cakupan sebesar itu, maka ini adalah bencana nasional."
Vietnam Terancam
Setelah meninggalkan Filipina, Topan Kalmaegi kini menguat dan bergerak menuju Vietnam. Badai ini diprediksi akan mendarat di Vietnam tengah pada Kamis malam, membawa gelombang setinggi hingga delapan meter dan gelombang badai yang kuat ke pantai.
Wakil Perdana Menteri Vietnam Tran Hong Ha mendesak pihak berwenang setempat untuk siaga penuh, menunjukkan kekhawatiran yang tinggi terhadap ancaman badai.
"Kami menganggap Kalmaegi sebagai (situasi) mendesak dan berbahaya," katanya dalam sebuah pernyataan menyebutnya sebagai badai "sangat tidak normal."
Pihak berwenang di Vietnam telah memerintahkan ribuan penduduk untuk mengungsi dari komunitas pesisir. Khususnya di kota Quy Nhon, sejalan dengan peringatan para ilmuwan bahwa topan menjadi semakin kuat dan membawa lebih banyak curah hujan akibat perubahan iklim.
(tps/tps)