Internasional

Siaga 1 PD3, Drone Misterius Bobol Pangkalan NATO Bersenjata Nuklir

sef,  CNBC Indonesia
03 November 2025 15:20
FILE - Flags of NATO member countries flap in the wind outside NATO headquarters in Brussels, Feb. 22, 2022. As Western leaders congratulate themselves for their speedy and severe responses to Russia’s invasion of Ukraine, they’re also scratching their heads with uncertainty about what their actions will accomplish.  (AP Photo/Olivier Matthys, File)
Foto: AP/Olivier Matthys

Jakarta, CNBC Indonesia - Drone-drone misterius makin gencar mengganggu negara-negara NATO. Ini menambah kekhawatiran akan pecahnya perang baru, termasuk perang dunia ke-3 (PD3), di Eropa.

Mengutip Newsweek, drone-drone kembali terlihat Sabtu malam di pangkalan militer negara NATO, Kleine Brogel, di Belgia yang selama ini diyakini menyimpan senjata nuklir taktis AS. Kejadian tersebut merupakan kedua berturut-turut terjadi dalam satu minggu.

"Insiden ini merupakan serangan nyata," kata Menteri Pertahanan Belgia, Theo Francken, dikutip, Senin (3/11/2025).

Pihak berwenang Belgia, seperti negara-negara Eropa lainnya, telah melaporkan beberapa penampakan pesawat tanpa awak (UAV) itu dalam beberapa bulan terakhir. Drone terlihat di pangkalan militer Elsenborn di perbatasan Belgia dengan Jerman pada awal Oktober, dan di sekitar lokasi militer di Marche-en-Famenne, di tenggara negara itu, pada akhir bulan.

"Drone-drone itu berukuran besar dan terbang di ketinggian," tambahnya.

"Sebuah helikopter dan kendaraan polisi mengejar drone tersebut sejauh beberapa kilometer tetapi kehilangan jejak UAV tersebut," ujarnya.

"Ini bukan sekadar terbang di atas wilayah udara, tetapi serangan nyata yang menargetkan Kleine Brogel."

Francken mengatakan penyelidikan sedang dilakukan. Menteri tersebut mengatakan bahwa ia dan Wali Kota setempat, Steven Matheï, akan bertemu dengan polisi untuk "menganalisis ancaman dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk dapat menemukan dan menangkap pilot pesawat tanpa awak tersebut".

Para analis mengatakan Kleine Brogel adalah salah satu dari segelintir pangkalan militer Eropa yang menampung senjata taktis AS. Diperkirakan 10 hingga 15 bom nuklir B-61 yang dapat dijatuhkan dari jet tempur F-16 berkemampuan nuklir, ada di sana.

Pangkalan tersebut menggambarkan dirinya sebagai bagian penting dari strategi pencegahan nuklir NATO. Dalam aliansi tersebut, hanya AS, Inggris, dan Prancis yang memiliki senjata nuklir.

"Pangkalan udara Kleine Brogel diperkirakan mampu menampung 44 B-61," ujar mantan kepala pusat non-proliferasi nuklir NATO yang saat ini bekerja di lembaga nirlaba Pacific Forum, William Alberque.

AS diperkirakan memiliki 200 senjata nuklir taktis, dengan sekitar setengahnya ditempatkan di Eropa. AS diyakini memiliki sekitar 100 bom taktis yang ditempatkan di lima negara NATO di benua itu, termasuk Turki, Jerman, dan Belgia.

Tidak seperti senjata strategis, senjata nuklir taktis dirancang untuk digunakan di medan perang atau di wilayah yang dikenal sebagai teater khusus. Pangkalan udara Kleine Brogel merupakan bagian dari latihan nuklir tahunan NATO, yang dijuluki Steadfast Noon, yang berlangsung bulan lalu.

Negara-negara Eropa bersatu untuk mencari cara membangun pertahanan dengan cepat dan efektif terhadap ancaman udara paling canggih, seperti rudal hipersonik, serta drone murah sekali pakai yang seringkali murah. Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan bulan lalu bahwa Uni Eropa (UE) dan NATO "bekerja sama erat" dalam pertahanan drone, dan menegaskan tidak ada "tumpang tindih" dalam upaya untuk memperkuat kemampuan anti-drone.

Komisi Eropa, badan eksekutif UE, telah mendorong keras "tembok drone" yang terinspirasi Ukraina. Idenya pada dasarnya adalah tentang pertahanan berlapis, mulai dari drone pencegat hingga meriam dan rudal, ditambah peperangan elektronik dan upaya untuk mengacau atau mengelabui drone yang masuk.

Sebenarnya NATO meluncurkan inisiatif "Eastern Sentry" untuk meningkatkan perlindungan wilayah udara aliansi yang dekat dengan Rusia tak lama setelah sekitar 20 drone melintasi wilayah Polandia pada pertengahan September. Moskow membantah sengaja menargetkan negara tersebut.

Situasi di Eropa memanas setelah perang Rusia ke Ukraina yang pecah sejak 2022 hingga kini. Rusia menentang keinginan Ukraina, bekas negara Uni Soviet, masuk menjadi negara NATO.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SBY Bicara Malapetaka Iran-Israel, Perang Dunia 3 Bisa Dicegah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular