Awan Hujan Numpuk Lagi Efek MJO-Rossby, BMKG Imbau Jabodetabek Siaga
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, hujan lebat disertai angin kencang dan petir diprediksi masih akan terjadi di wilayah Jabodetabek pada periode mulai tanggal 31 Oktober hingga 2 November 2025 nanti, Hal ini dipicu adanya peningkatan peluang pertumbuhan angin hujan secara signifikan di wilayah Jabodetabek.
Warga dan Pemerintah Daerah Jabodetabek pun diminta siap siaga dengan potensi kejadian bencana hidrometeorologi, termasuk petaka yang bisa timbul akibat petir saat hujan.
"BMKG memprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat terjadi dan disertai kilat/petir serta angin kencang berdurasi singkat, terutama selama periode 31 Oktober hingga 2 November 2025," kata Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani kepada CNBC Indonesia, Jumat (31/10/2025).
Dia menjelaskan, peningkatan peluang pertumbuhan awan hujan secara signifikan itu dipicu aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuator yang diperkirakan masih aktif melintasi wilayah Jawa bagian barat hingga 2 November 2025, kelembapan udara yang tinggi, suhu muka laut yang hangat, serta atmosfer yang labil.
"Secara umum, kondisi cuaca di wilayah Jabodetabek masih dipengaruhi oleh sejumlah dinamika atmosfer yang berpotensi memicu hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang," bebernya.
"Pada pagi hingga siang hari, cuaca di sebagian besar wilayah Jabodetabek umumnya cerah berawan hingga berawan tebal. Namun, wilayah Kepulauan Seribu dan Jakarta bagian utara berpotensi mengalami hujan ringan sejak dini hari hingga pagi hari. Memasuki siang hingga malam hari, potensi hujan meningkat di sebagian besar wilayah Jabodetabek," tambah Andri.
BMKG pun mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah (Pemda) mewaspadai potensi genangan, banjir, dan tanah longsor, khususnya di wilayah rawan bencana serta daerah dengan sistem drainase yang belum optimal.
"Kewaspadaan dan kesiapsiagaan diperlukan guna meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat kondisi cuaca ekstrem tersebut," ucapnya.
Memang, imbuh dia, pemerintah daerah saat ini sudah sangat aware dan siaga terhadap potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi di musim hujan.
"BMKG di tingkat provinsi dan wilayah terus melakukan koordinasi dan komunikasi rutin dengan pemerintah daerah, BPBD, dan instansi terkait. Baik melalui rapat koordinasi, grup komunikasi cepat, maupun sistem informasi daring untuk memastikan langkah antisipatif berjalan efektif," ungkapnya.
"Setiap kali terdeteksi adanya potensi hujan lebat, angin kencang, atau fenomena signifikan lainnya, BMKG selalu menyampaikan peringatan dini secara real-time kepada pemerintah daerah dan masyarakat melalui berbagai kanal resmi , mulai dari InfoBMKG, media sosial, hingga jaringan komunikasi lintas sektor," tutur Andri.
Tak hanya itu, imbuh dia, BMKG juga terus menggencarkan diseminasi informasi dan edukasi cuaca ke masyarakat.
"Agar seluruh pihak dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan sejak dini, khususnya dalam menghadapi puncak musim hujan yang diprakirakan terjadi dalam waktu dekat," kata Andri.
(dce/dce)