RI 'Suntik Mati' Pembangkit Listrik BBM, Digantikan dengan Ini

Firda Dwi Muliawati,  CNBC Indonesia
31 October 2025 08:45
PROYEK PLTD SENAYAN
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat, Haryanto WS (kiri) didampingi General Manager UID Jakarta Raya, M. Ikhsan Asaad (kanan) meninjau Proyek PLTD Senayan berkapasitas 6 x 17 MW di Senayan Jakarta Selatan, Kamis (7/8). Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Senayan 101 MW sudah mencapai 94% direncanakan sèlesai pada bulan Oktober 2019. PLTD Senayan disiapkan untuk menjadi blackstarter atau pembangkit quick start jika dibutuhkan dalam proses normalisasi hitungan menit. Kebutuhan utama kelistrikan MRT berasal dari Gandul dan dibackup oleh Priok. Dengan peluncuran PLTD Senayan ini akan memperkuat backup kelistrikan MRT Jakarta.  (dok. PLN)
Foto: Proyek PLTD Senayan (dok. PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai mengurangi pemanfaatan bahan bakar minyak (BBM) khususnya diesel sebagai energi pembangkit listrik. Melalui program dedieselisasi, pemerintah berupaya menggantikan peran BBM dengan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Penyelesaian Isu Strategis Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, M. Pradana Indrasaputra mengatakan, pembangkit EBT yang bisa menggantikan peran pembangkit BBM adalah dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

"Kita perhatikan bahwa salah satu fosil fuel yang masih dipakai untuk listrik, yang mahal bahkan, itu diesel. Atau kita pakai solar. Nah itu kita akan ganti. Kita switch ke solar panel kira-kira gitu," jelasnya dalam acara Road to Hari Tambang 2025 CNBC Indonesia, Rabu (29/10/2025).

Adapun, program dedieselisasi dinilai bukan hanya proyek teknis, tapi juga upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang mahal dan tidak berkelanjutan.

"Nah ini programnya juga sudah berjalan. Ini sembarangan berjalan," tambahnya.

Adapun dedieselisasi itu diprioritaskan di wilayah-wilayah terpencil dan kepulauan yang selama ini masih mengandalkan pembangkit basis BBM. Dengan mengganti mesin diesel menjadi sistem tenaga surya, biaya operasional diharapkan turun signifikan, sementara pasokan listrik menjadi lebih stabil dan ramah lingkungan.

Hal itu juga dinilai sejalan dengan komitmen Indonesia menuju target net zero emission pada 2060. Selain menekan emisi karbon, penggantian diesel dengan PLTS diharapkan mampu memperluas akses energi bersih ke daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh jaringan listrik nasional.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLTS Bakal Dibangun Besar-besaran Sampai 2034, ESDM Ungkap Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular