Awas Perang Baru! Israel Serbu Negara Arab Ini, Makan Korban Jiwa
Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Israel (IDF) melakukan serangan darat mematikan di Lebanon selatan pada hari Kamis (30/10/2025). Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya serangan udara Israel di Lebanon meskipun perjanjian gencatan senjata masih berlaku.
Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) melaporkan pasukan Israel "menyerbu" gedung Blida, tempat seorang karyawan bernama Ibrahim Salameh sedang tidur, dan membunuhnya. Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi kematian tersebut.
Sementara itu, jurnalis AFP yang berada di lokasi melihat lubang peluru di dinding dan jendela gedung Blida. Wali Kota Blida mengatakan Salameh sedang tidur di gedung itu karena sedang bertugas, mengingat sebagian besar rumah di desanya hancur selama perang tahun lalu antara Israel dan Hizbullah.
Militer Israel mengonfirmasi serangan darat tersebut, mengklaim bahwa selama operasi untuk "membongkar infrastruktur teroris Hizbullah" di daerah Blida. Tel Aviv mengklaim mengidentifikasi adanya "tersangka di dalam struktur" bangunan sipil itu.
"Sebuah ancaman langsung terhadap pasukan diidentifikasi, dan mereka menembak untuk melenyapkannya," kata militer Israel, seraya menambahkan bahwa insiden tersebut sedang ditinjau.
"Hizbullah menggunakan gedung tersebut untuk aktivitas teroris dengan kedok infrastruktur sipil."
Presiden Lebanon Joseph Aoun pun bereaksi keras akan serangan ini. Ia memerintahkan militer untuk bersiap akan serangan-serangan selanjutnya
"Saya meminta militer bersiap menghadapi setiap penyusupan Israel ke wilayah yang dibebaskan, demi mempertahankan wilayah Lebanon dan keselamatan warga negara," menurut pernyataan dari kepresidenan.
Meskipun perjanjian gencatan senjata yang disepakati November 2024 masih berlaku, Israel tetap mempertahankan pasukannya di lima posisi perbatasan yang dianggap strategis. Israel juga terus melakukan serangan udara secara teratur di Lebanon, yang diklaim menargetkan posisi Hizbullah.
Ketegangan ini terjadi di tengah tekanan internasional yang intens terhadap Lebanon. Pada hari Selasa, juru bicara Komisi Hak Asasi Manusia PBB, Jeremy Laurence, mengatakan pasukan Israel telah menewaskan 111 warga sipil di Lebanon sejak gencatan senjata mulai berlaku.
Di sisi lain, Amerika Serikat juga meningkatkan tekanan pada otoritas Lebanon untuk melucuti senjata kelompok yang didukung Iran tersebut. Utusan AS, Morgan Ortagus, dalam pertemuan dengan pengawas gencatan senjata PBB pada hari Rabu, mengatakan Washington menyambut baik "keputusan untuk menempatkan semua senjata di bawah kendali negara pada akhir tahun ini."
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hizbullah di Ujung Tanduk, Pengaruh Iran di Arab Mulai Melemah?