RI Butuh Investasi Rp2.900 T Nambah Pasokan Listrik, 70% dari Swasta
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan butuh investasi sekitar Rp 2.900 triliun untuk kebutuhan pasolan listrik dalam 10 tahun ke depan. Sekitar 70% dari total dana investasi itu akan berasal dari pihak swasta atau Independent Power Producer (IPP).
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Penyelesaian Isu Strategis Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, M. Pradana Indrasaputra menyebutkan, keterlibatan swasta dibutuhkan untuk bisa mempercepat pembangunan infrastruktur kelistrikan nasional.
"Dalam era petra kita 10 tahun ke depan, itu kita sekarang itu kurang lebih tadi Rp 2.900 triliun total investasinya. Saya bisa bicara bahwa lebih dari Rp 2.900 triliun itu, 70%-nya IPP. Kita membangun kepada IPP itu swasta," katanya dalam acara Road to Hari Tambang 2025 CNBC Indonesia, Rabu (29/10/2025).
Menurutnya, salah satu titik lemah dalam ekosistem kelistrikan di Indonesia adalah transmisi, yang membutuhkan dukungan besar baik dari segi dana maupun teknologi.
"Salah satu kelemahan dalam ekosistem listrik kita ini, itu transmisi. Jadi kalau kita bahas RUPTL di akhir tahun lalu, bersama Pak Dirut (Dirut PLN), Pak Darmo juga, yang membedakan sekarang ialah kami minta PLN untuk membangun transmisinya," ujarnya.
Dengan adanya transmisi, diharapkan bisa memperluas akses listrik ke wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau, sekaligus menjaga keandalan pasokan energi di seluruh Indonesia. Maka, dengan investasi besar, pemerintah berupaya mendorong keseimbangan antara ketersediaan listrik, keterjangkauan harga, dan keberlanjutan energi.
"Salah satu yang kita utamakan dalam lima tahun ke depan itu adalah membuka akses terhadap listrik di seluruh Indonesia," tandasnya.
Perlu diketahui, pemerintah memproyeksikan total investasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan target Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 mencapai Rp 2.967,4 triliun.
Dari target tersebut, sebesar Rp 2.133,7 triliun itu merupakan investasi untuk pembangkit listrik, Rp 565,3 triliun untuk penyaluran, baik untuk jaringan transmisi, distribusi, gardu induk, dan listrik pedesaan, dan Rp 268,4 triliun untuk lain-lain.
Adapun, dari sisi peluang investasi di sektor pembangkit listrik yang sebesar Rp 2.133,7 triliun nantinya akan didominasi oleh IPP dengan porsi sekitar 73% atau senilai Rp 1.566,1 triliun. Dari angka itu, porsi investasi pembangkit EBT sebesar Rp 1.341,8 triliun dan Non-EBT sebesar Rp 224,3 triliun.
Lalu, porsi investasi untuk PT PLN (Persero) diproyeksikan akan mencapai Rp 567,6 triliun. Dari jumlah ini porsi investasi untuk sektor EBT mencapai Rp 340,6 triliun, dan non EBT sebesar Rp 227 triliun.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Kapasitas Pembangkit Listrik Tembus 105 GW Tapi Konsumsi Turun