Sarasehan 100 Ekonom Indonesia

Janji Purbaya: Orang RI Nanti Bakal Gampang Cari Duit

Zahwa Madjid, CNBC Indonesia
29 October 2025 13:15
Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa saat menyampaikan paparan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa saat menyampaikan paparan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memiliki keinginan untuk mempermudah masyarakat Indonesia mencari penghasilan tinggi hingga makmur secara bersama-sama.

Kata Purbaya, cara ini dilakukan dengan mempercepat pertumbuhan ekonomi ke level potensialnya yang tak pernah tercapai dalam satu dekade terakhir, yakni di atas 6%. Dengan kecepatan pertumbuhan ekonomi itu, maka penciptaan lapangan kerja formal akan terjadi besar-besaran membuat orang makin mudah dapat uang.

"Jadi anda enggak usah takut kita tumbuh terlalu cepat sekarang, justru kita harus tumbuh lebih cepat supaya kita semua bisa kaya bersama," papar Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, seperti dikutip Rabu (29/10/2025).

"Nanti kan ke depan gampang cari duit lagi, kira-kira gitu. Jadi ini kan mendorong semuanya. Kebijakan mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah membuat semuanya orang senang, sekaligus menaikkan pendapatan pajak saya, memperbaiki juga tax ratio saya," tegasnya.

Purbaya menuturkan, target inilah yang membuat Presiden Prabowo Subianto selalu berambisi mendorong ekonomi RI tumbuh cepat. Sebagaimana diketahui, Prabowo kerap menyampaikan cita-citanya untuk membuat perekonomian Indonesia bisa tumbuh cepat di level 8%, dari yang selama satu dekade terakhir stagnan di kisaran 5%.

Purbaya menjelaskan ambisi itu disebabkan karena laju pertumbuhan potensial ekonomi Indonesia sebetulnya jauh di atas 5%, karena laju pertumbuhan selama ini terbukti tak mampu menciptakan lapangan kerja formal yang memakmurkan rakyatnya.

Selain itu, tekanan inflasi yang terjadi selama ini juga bukan disebabkan ekonomi yang tumbuh cepat, hingga membuat pendapatan rakyat tinggi dan mengerek permintaan. Melainkan lebih disebabkan biaya ekonominya yang masih tinggi atau cost pull inflation.

"Demand pull inflation tidak akan terjadi ketika pertumbuhan ekonomi anda di bawah laju pertumbuhan potensialnya, Indonesia berapa? kalau kata orang-orang 5%, kalau saya enggak," kata Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025)

"Itu enggak cukup untuk menyerap tenaga kerja yang masuk usia kerja tiap tahun dan sekarang 5% kenapa penganggurannya turun? karena pekerjanya informal kan, desain ekonomi enggak seperti itu," tegasnya.

Oleh sebab itu, Purbaya menekankan, pemerintah saat ini betul-betul fokus menggerakkan seluruh instrumen perekonomian, baik fiskal, moneter, dan sektor swasta untuk sama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.

Tujuannya, supaya penciptaan lapangan kerja berkualitas atau formal betul-betul terjadi, sehingga pendapatan masyarakat yang bisa meningkatkan daya belinya terjadi.

"Kita enggak mau warga negara Indonesia kerja di informal. Kalau bisa semua kaya di sektor formal, jadi kita harus ciptakan pertumbuhan yang cepat," tegas Purbaya.

Untuk saat ini, Purbaya mengatakan, hitung-hitungan potential growth Indonesia sebetulnya di kisaran 6,7% untuk bisa menyerap tenaga kerja secara lebih efektif ke sektor-sektor formal, bukan lagi informal.

"Harus tumbuh di situ 6,7% minimal untuk menyerap tenaga kerja yang masuk usia kerja di sektor formal. Jadi saya bukan bicara tenaga kerja yang kurang terjamin masa depan kita ngomong yang sektor formal yang terjamin masa depannya kaya gitu," kata Purbaya.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI H2-2025 Jauh Lebih Tinggi

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular