Video: Trenggono: Situasi Laut RI Sudah Tak Sehat, Konservasi Mendesak
Jakarta, CNBC Indonesia- CNBC Indonesia Bersama Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Kembali menyelenggarakan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2025, INDEF dengan tema "Resiliensi Ekonomi Domestik Sebagai Fondasi Menghadapi Gejolak Dunia".
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sumbangsih pemikiran, Ide, dan gagasan terbaru yang disampaikan oleh para ekonom kepada pemerintah baru sebagai strategi atas perbaikan kondisi perekonomian saat ini dan yang akan datang. Forum ini akan mengangkat empat isu utama yang meliputi kedaulatan pangan dan energi, hilirisasi industri & UMKM, penguatan SDM & perlindungan sosial, serta reformasi fiskal, moneter, dan stabilitas keuangan.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2025, memastikan upaya mendorong pengembangan Ekonomi Biru (Blue Economy) sebagai strategi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya laut berkelanjutan melalui 5 strategi utama yakni konservasi perikanan, perluasan kawasan konservasi, penangkapan ikan terukur, pengembangan budi daya perikanan, dan pengawasan pulau-pulau kecil, serta gerakan masyarakat pesisir untuk penanganan sampah plastik yang terintegrasi.
Pemanfaatan perikanan dan kelautan RI harus memastikan keberlanjutan dan menjaga kesehatan laut Indonesia yang sudah masuk fase kritis sehingga diperlukan upaya mendorong konservasi laut Indonesia di tengah strategi pemerintah mencapai kedaulatan pangan nasional.
KKP mencatat produksi perikanan tangkap RI mencapai 7,39 juta ton, 5,6 juta ton perikanan budi daya serta 9 juta ton rumput laut. Dimana pengembangan sektor kelautan dan perikanan ini didorong untuk meningkatkan kontribusinya terhadap kesejahteraan nelayan.
Belajar dari Norwegia, Indonesia perlu meningkatkan produksi perikanan budidaya RI sebagai kunci mendorong ekonomi nasional yang salah satunya melalui pengembangan 1.000 Kampung nelayan Merah Putih
Selengkapnya simak dalamSarasehan 100 Ekonom Indonesia 2025, CNBC Indonesia (Selasa, 28/10/2025)
-
1.
Loading...
-
2.
Loading...
-
3.
Loading...