Purbaya Habisi Mafia Impor Pakaian Bekas, Bukan Pedagang Pasar

Zahwa Madjid, CNBC Indonesia
27 October 2025 13:45
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa melakukan sidak di Pelabuhan Peti Kemas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/10/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa melakukan sidak di Pelabuhan Peti Kemas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/10/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan, tak akan melakukan razia barang-barang impor bal pakaian bekas dalam karung atau balpres ilegal yang sudah masuk di pasar.

Hal ini ia tegaskan untuk memperjelas fokus kebijakannya terkait pemberantasan impor balpres ilegal yang merugikan penerimaan negara dan aktivitas industri lokal.

Ia mengatakan, sesuai kewenangannya, pemberantasan impor balpres atau barang-barang thrifting ilegal akan dilakukan di pelabuhan, melalui pengecekan langsung oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan.

"Saya enggak akan merazia ke pasarnya, saya cuma di pelabuhan aja," tegas Purbaya di kawasan Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (27/10/2025).

Dengan penyekatan impor balpres ilegal di pelabuhan, Purbaya menganggap, para pedagang di pusat-pusat thrifting selama ini tentu akan mengalihkan pasokan dagangannya ke produksi dalam negeri, dan otomatis tak lagi mengedarkan produk impor ilegal.

"Saya harapkan mereka belanjanya dari produk-produk UMKM Kita," ucap Purbaya.

Sebagaimana diketahui, langkah Purbaya mengincar pelaku impor balpres ilegal sempat dikeluhkan pedagang pakaian bekas di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Surni, salah satu pedagang pakaian bekas impor di Pasar Senen, menganggap penindakan tersebut akan mempengaruhi penghasilannya.

"Kalau informasi bakal ada sidak dan penindakan di sini, lumayan khawatir karena biasanya barang bisa disita, alhasil kami enggak bisa berjualan, nanti penghasilan drop," kata Surni saat ditemui CNBC Indonesia, Jumat (24/10/2025).

Di sisi lain, para pedagang menganggap, produk thrfiting yang produksi lokal kurang diminati para pembeli. Hal ini sebagaimana diungkapkan Dani, pedagang pakaian bekas impor lainnya di Pasar Senen.

Ia bilang pembeli lebih suka dengan pakaian impor karena kualitasnya yang cukup bagus dan harganya sangat terjangkau. Berbeda dengan produksi lokal yang biasanya kualitas kurang dan cenderung lebih mahal.

"Sekarang ya memang banyak yang cari impor, jadi kalau misal nanti disuruh jual yang lokal, bisa saja, tapi kadang peminatnya kurang dan kualitasnya juga enggak bagus-bagus banget," kata Dani,


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Purbaya Tutup Peredaran Balpres, Thrifting di Pasar Senen Aman?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular