Duh! Pedagang Baju Bekas Pasar Senen Ogah Jualan Produk Tekstil Lokal

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
24 October 2025 20:30
Kondisi Sentra Penjualan Pakaian Bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Prananta)
Foto: Kondisi Sentra Penjualan Pakaian Bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Prananta)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pedagang pakaian bekas impor di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat mengaku keberatan jika nantinya mereka harus menjual pakaian produksi lokal atau dalam negeri. Hal ini menurut para pedagang karena kualitas pakaian produksi lokal biasanya kurang bagus dibandingkan dengan impor.

Salah satunya diungkap oleh Dani, di mana pembeli lebih suka dengan pakaian impor karena kualitasnya yang cukup bagus dan harganya sangat terjangkau. Berbeda dengan produksi lokal yang biasanya kualitas kurang dan cenderung lebih mahal.

"Jual di sini ya tergantung peminatnya ya, sekarang ya memang banyak yang cari impor, jadi kalau misal nanti disuruh jual yang lokal, bisa saja, tapi kadang peminatnya kurang dan kualitasnya juga engga bagus-bagus banget," kata Dani saat ditemui CNBC Indonesia, Jumat (24/10/2025).

Ia mencontohkan, kualitas pakaian produksi lokal biasanya kurang bagus jika setelah di cuci dengan mesin cuci atau mencuci manual beberapa kali.

"Kalau pakaian lokal, kadang tuh setelah dicuci, ya sekitar 3 kali, langsung dah tuh melar atau ada juga benangnya mulai lepas, ada juga yang gampang luntur," tambahnya.

Kondisi Sentra Penjualan Pakaian Bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025). (CNBC Indonesia/Chandra)Foto: Kondisi Sentra Penjualan Pakaian Bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025). (CNBC Indonesia/Chandra)
Kondisi Sentra Penjualan Pakaian Bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025). (CNBC Indonesia/Chandra)

Senada dengan Dani, Surni, pedagang pakaian bekas impor lainnya mengaku tidak masalah jika nantinya mereka harus menjual pakaian produksi lokal, tetapi, biasanya peminatnya kurang karena kualitas dan harga yang tidak terlalu ramah.

"Pakaian lokal tuh kadang harganya agak mahal, tapi kualitas masih kalah dari impor, dipakai sering malah jadi melebar, kalau dicuci, kadang makin lentur dan bahannya mudah luntur," kata Surni.

Ia menambahkan, pakaian bekas banyak dicari karena diimpor langsung dari Jepang dan Korea Selatan, sehingga walaupun bekas, tetapi kualitasnya cukup bagus.

"Karena kan yang dijual di sini kebanyakan diimpor dari Korea Selatan sama Jepang, walaupun bekas, tetapi kualitasnya lumayan," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan akan menyetop aktivitas imporbalprespakaian bekas. Tujuannya untuk mencegah peredaran barang-barang ini yang biasanya masuk secara ilegal.

Setelah impor pakaian bekas ilegal ditindak, nantinya kawasan Pasar Senen atau tempat-tempat pusat thrifting tidak akan mati, sebab akan ia pastikan pasokan penggantinya dari produsen dalam negeri.

"Nanti kan kita isi dengan barang-barang dalam negeri. apa kalia ingin menghidupkan UMKM ilegal? bukan itu tujuan kita," kata Purbaya.

"Kita tujuannya menghidupkan UMKM ilegal yang juga bisa menciptakan tenaga kerja yang menyerap sisi produksi di sini, jadi kita ingin hidupkan lagi produsen-produsen tekstil di dalam negeri," paparnya.


(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pakaian Bekas Impor Banjir di Pusat Perbelanjaan, Bos Mal Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular