RI-Brasil Teken MoU di Sektor Energi: Dari Etanol Hingga EBT

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah Brasil berkenaan dengan sektor energi. Ditandatangani secara resmi oleh Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia, dan Menteri Pertambangan dan Energi Brasil, Y.M. Alexandre Silveira.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan kesepakatan ini sebagai langkah penting untuk menerjemahkan arahan kedua presiden. "Penandatanganan MoU ini menandai babak baru yang sangat strategis bagi kerja sama Indonesia dan Brasil, kita adalah dua negara besar yang kaya akan sumber daya alam. Ini adalah komitmen untuk mendorong hasil konkret yang saling menguntungkan di sektor energi dan pertambangan." ujar Bahlil, dikutip Jumat (24/10/2025).

Kesepakatan baru ini mencakup kegiatan hulu dan hilir migas, energi baru dan terbarukan (termasuk bioenergi, surya, dan angin), efisiensi energi, modernisasi jaringan, sumber daya mineral, hingga pengembangan kapasitas SDM.

Di antara berbagai bidang tersebut, kolaborasi di sektor bioenergi menjadi salah satu yang disorot, mengingat keberhasilan Brasil sebagai produsen etanol terbesar kedua di dunia. Pengalaman Brasil, yang sebagian besar pasokan listriknya berasal dari energi rendah karbon, dinilai sangat relevan bagi Indonesia.

"Brasil adalah salah satu yang terdepan di dunia dalam hal bioenergi, khususnya etanol, melalui MoU ini, kita akan serius mendorong alih teknologi dan transfer pengalaman mereka untuk mendukung percepatan program bioenergi nasional," jelas Bahlil.

Kolaborasi ini juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Brasil pada Juli 2025 lalu. Selain energi, sektor pertambangan juga menjadi area penting. Kedua negara akan berkolaborasi dalam tata kelola dan pengembangan sumber daya mineral, di mana Brasil diketahui memiliki cadangan besar bauksit, bijih besi, litium, serta menguasai cadangan niobium dunia.