
Potret Peluncuran Nuklir Raksasa Rusia, Barat Siaga!
Rusia gelar latihan nuklir besar sehari setelah pertemuan Putin-Trump ditunda. Rudal balistik dan kapal selam dikerahkan, 46 negara awasi manuver tegang ini.

Pemerintah Rusia di bawah pimpinan Presiden Vladimir Putin menggelar latihan nuklir besar-besaran pada Rabu (22/10/2025), sehari setelah diumumkannya penundaan pertemuan puncak antara Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Latihan ini menjadi sorotan dunia karena dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Barat. (Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS)

Uji coba nuklir strategis tersebut mencakup peluncuran rudal balistik antarbenua “Yars” berbasis darat dari kosmodrom, serta peluncuran rudal balistik “Sineva” dari kapal selam nuklir di Laut Barents. Selain itu, pembom strategis Rusia juga menembakkan rudal jelajah berkemampuan nuklir dalam latihan tersebut. “Latihan ini menguji kesiapan komando militer dan keterampilan personel dalam mengendalikan pasukan bawahan,” demikian pernyataan Kremlin yang dikutip Reuters, Kamis (23/10/2025). (Tangkapan Layar Video Reuters/RUSSIAN DEFENCE MINISTRY)

Moskow menegaskan bahwa latihan pasukan nuklir ini merupakan kegiatan rutin untuk memastikan kesiapan pertahanan negara. Namun, pengamat menilai manuver tersebut juga bertujuan menunjukkan kekuatan Rusia di tengah meningkatnya ketegangan Timur-Barat. Latihan ini bertepatan dengan latihan nuklir tahunan NATO bernama Steadfast Noon, yang dipimpin Belgia dan Belanda serta melibatkan jet tempur F-35A dan pembom B-52 dari 13 negara anggota aliansi itu. (Tangkapan Layar Video Reuters/RUSSIAN DEFENCE MINISTRY)

Di sisi lain, latihan tersebut digelar di tengah kegagalan rencana pertemuan antara Putin dan Trump yang semula dijadwalkan berlangsung di Budapest. Trump menyatakan bahwa pertemuan itu dibatalkan karena “belum ada kesiapan materi pembahasan.” “Saya membatalkan pertemuan yang diantisipasi dengan Putin karena saya merasa kami tidak akan mencapai hasil yang kami harapkan,” ujar Trump. (Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS)

Pembatalan tersebut datang di saat tekanan meningkat terhadap Washington agar menjatuhkan hukuman lebih keras terhadap Moskow terkait perang di Ukraina. Menyusul keputusan itu, AS akhirnya menjatuhkan sanksi terhadap dua raksasa minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil, beserta hampir tiga lusin anak perusahaan mereka. Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya mempersempit ruang gerak ekonomi Rusia di tengah konflik yang masih berlangsung. (Tangkapan Layar Video Reuters/RUSSIAN DEFENCE MINISTRY)

Trump menyebut keputusan menjatuhkan sanksi itu sudah lama ia pertimbangkan. “Saya merasa saatnya telah tiba untuk bertindak,” katanya. Ia menambahkan bahwa sanksi baru ini diharapkan dapat menekan Moskow agar segera menyetujui gencatan senjata di Ukraina. Namun, dengan latihan nuklir besar yang baru saja dilakukan Rusia, prospek perdamaian tampaknya masih jauh dari kenyataan. (Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS)