Internasional

Tetangga RI Buat Rudal Supersonik, Laris Manis di Pasar Global

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 22/10/2025 21:30 WIB
Foto: Misil BrahMos (AP Photo /Manish Swarup)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri India Narendra Modi secara terbuka memuji keunggulan rudal jelajah supersonik bersama India-Rusia, BrahMos, di hadapan personel angkatan laut. Modi mengeklaim bahwa banyak negara tertarik membeli rudal tersebut setelah melihat performanya dalam konflik militer India dengan Pakistan awal tahun ini.

Berpidato di atas kapal induk INS Vikrant saat perayaan tahunan Diwali, Modi mengatakan bahwa nama 'BrahMos' telah "menciptakan ketakutan di benak sebagian orang. Hal ini membuatnya menjadi daya tarik sejumlah negara dunia.

"Rudal kami seperti BrahMos dan Akash telah membuktikan kemampuan mereka dalam Operasi Sindoor," kata Modi, merujuk pada nama sandi yang digunakan untuk konfrontasi militer empat hari India dengan Pakistan pada Mei.  "Kini banyak negara di dunia ingin membeli rudal-rudal ini."



Komentar Modi ini muncul beberapa hari setelah gelombang pertama rudal yang diproduksi di Fasilitas Integrasi dan Pengujian BrahMos di Lucknow diserahkan kepada angkatan bersenjata India. Fasilitas tersebut merupakan komponen kunci dari Koridor Industri Pertahanan Uttar Pradesh (UP).

Menteri Pertahanan Rajnath Singh meresmikan fasilitas tersebut secara virtual pada Mei lalu, dan Kementerian Pertahanan India menyatakan bahwa rudal pertama siap untuk dikerahkan dalam waktu lima bulan operasi.

Saat peresmian, Singh mengungkapkan bahwa tim BrahMos telah menandatangani kontrak senilai kurang lebih US$ 450 juta (sekitar Rp7,425 triliun) dengan dua negara. Ia juga memperkirakan omset unit BrahMos Lucknow akan mencapai sekitar US$ 340 juta (Rp5,61 triliun) mulai tahun 2026.

BrahMos Aerospace sendiri merupakan perusahaan patungan Indo-Rusia, dinamai dari gabungan nama sungai Brahmaputra di India dan Moskva di Rusia. Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India memegang 50,5% saham di perusahaan tersebut, sementara NPO Mashinostroyenia Rusia memegang 49,5%. 


(tps/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Wajibkan Menteri Pakai Maung-Konflik Tata Group Memanas