Kurangi Impor LPG, RI Bakal Sulap Batu Bara Jadi Gas

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 22/10/2025 10:55 WIB
Foto: Batu bara kokas. (Dok. Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong agar proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) dapat segera terealisasi. Pasalnya, proyek ini diharapkan dapat menekan ketergantungan terhadap impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang setiap tahun terus meningkat.

Dirjen Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan bahwa saat ini Indonesia diketahui memiliki cadangan batu bara yang sangat melimpah. Namun di sisi lain, dunia sedang bergerak menuju transisi energi hijau.

"Kita tahu bahwa batu bara masih cukup banyak di Indonesia. Sementara dunia menginginkan untuk adanya green energy. Nah, bagaimana caranya supaya batu bara itu bisa dimanfaatkan, tetapi kita juga green energy-nya nggak hilang. Artinya dapat juga sekalian," kata Tri dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025, dikutip Rabu (22/10/2025).


Oleh sebab itu, salah satu solusi yang tengah digagas pemerintah adalah pemanfaatan batu bara menjadi DME. Mengingat bahwa selama ini, Indonesia masih mengimpor sekitar 6 hingga 7 juta ton LPG per tahun, sebagian besar dari Amerika Serikat.

"Ini kita mencoba untuk bertransformasi dari batubara yang energi kotor menjadi yang lebih bersih melalui DME tadi," katanya.

Tri memandang selain bisa mengubah karakter batu bara menjadi lebih ramah lingkungan, proyek ini juga akan berdampak pada pengurangan subsidi LPG. Adapun, subsidi LPG setiap tahunnya diperkirakan mencapai sekitar Rp 80 triliun hingga Rp 87 triliun.

"Seperti kita ketahui bersama, LPG subsidi-nya sekitar Rp 80-87 triliun setiap tahun. Nah, ini bagaimana kita bisa mengurangi itu. Nah, salah satunya dengan DME seperti saya sampaikan tadi," katanya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Permintaan Gas Naik, Industri Siapkan Langkah Strategis Baru