Salju Abadi di Puncak Cartenz RI Diramal Punah Dalam Hitungan Bulan

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 22/10/2025 09:35 WIB
Foto: Puncak gunung Cartenz. (Dok. Pemkab Puncak Prov Papua Tengah)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno memperkirakan bahwa salju di Puncak Cartenz, Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah bakal lenyap dalam waktu 12-18 bulan ke depan. Hal tersebut menyusul meningkatnya suhu global dan perubahan iklim yang cukup ekstrim.

Menurut dia, kondisi ini menjadi bukti nyata dari dampak krisis iklim yang selama ini masih diperdebatkan di tingkat global. Karena itu, Indonesia Climate Change Forum (ICCF) hadir di tengah-tengah pertentangan narasi tentang perubahan iklim yang dihadapi.

Pasalnya, di satu pihak sejumlah pemimpin negara adidaya menyebut perubahan iklim sebagai hoax terbesar abad ini dan menyerukan untuk menghentikan gerakan perubahan iklim.


"Namun di lain pihak, kita justru melihat suhu udara yang meningkat, polusi udara yang memburuk, kemasan sampah yang menggunung, dan hujan tidak berhenti serta banjir di mana-mana justru di saat musim kemarau," kata Eddy dalam Pembukaan Indonesia Climate Change Forum (ICCF) III 2025 di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, dikutip Rabu (22/10/2025).

Ia lantas mengungkapkan bahwa kondisi salju abadi di Pegunungan Cartenz adalah contoh paling nyata dari krisis iklim tersebut. Jika pada era 1970-an salju di kawasan itu masih cukup banyak, kini hanya tersisa sekitar 5%.

"Ketika saya masih di sekolah dasar dibanggakan sebagai pegunungan dengan salju abadinya. Dibandingkan era tahun 70-an dengan saat ini, salju abadi di pegunungan Cartenz tersisa hanya 5% saja, dan diperkirakan akan habis dalam 12-18 bulan yang akan datang," ujarnya.

Selain itu, ia juga menyoroti mengenai persoalan sampah. Menurutnya, penumpukan sampah terjadi hampir di seluruh tempat pembuangan akhir (TPA) di Indonesia, sementara hanya sekitar 40% dari total sampah nasional yang mampu dikelola.

Sehingga, tidak mengherankan jika sampah masih banyak berserakan di pinggir jalan, gang-gang permukiman, dan sepanjang aliran sungai. Bahkan 60% dari sungai-sungai di Indonesia telah tercemar sampah.

"Sungai-sungai dan laut pun tercemar sampah. Bahkan ada suatu peristiwa di mana seekor paus ditemukan terdampar, dan ketika dibuka, di dalam perutnya terdapat kandungan plastik 400 kilogram. Karena paus tidak bisa membedakan mana makanan dan mana plastik," ujarnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Setahun Prabowo-Gibran: Benarkah Kemiskinan-Pengangguran Turun?


Related Articles