Masuk Kajian, BBM Campur Etanol 10% Ditargetkan Jalan 2027
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan masih menghitung kapan penerapan mandatori Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan campuran etanol 10% (E10) dapat dilakukan. Namun dari hitungannya, penerapan itu bisa diterapkan di 2027 mendatang.
Pasalnya untuk melakukan penerapan mandatori itu, pemerintah harus membangun pabrik etanol di dalam negeri yang juga akan menyerap komoditas singkong dan tebu.
"Petani-petani kita ke depan akan kita dorong melakukan hal ini. Sekarang lagi dilakukan kajian apakah mandatori ini dilakukan di 2027 atau 2028, atau di tahun berapa," kata Bahlil, di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (20/10/2025).
"Tapi menurut saya yang kita lagi desain kelihatannya paling lama 2027 ini sudah bisa jalan," sambungnya.
Bahlil menjelaskan bahwa mandatori E10 ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi impor bensin, yang mencapai 27 juta ton per tahun.
Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2024 yang dirilis Kementerian ESDM pada 2025 ini, impor BBM khususnya jenis bensin pada 2024 tercatat mencapai 21,83 juta kilo liter (kl). Angka ini mencapai 77% dari total impor produk minyak RI sepanjang 2024 yang tercatat mencapai 28,17 juta kl.
Impor bensin tersebut terdiri dari impor bensin RON 88 dan 90 mencapai 16,44 juta kl, bensin RON 95 mencapai 243 ribu kl, dan RON 92 mencapai 5,14 juta kl.
Jumlah impor BBM bensin pada 2024 itu naik dibandingkan impor pada 2023 yang tercatat sebesar 21,05 juta kl.
Bahkan, angka impor ini juga semakin melesat dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19 pada 2019 lalu. Pada 2019, impor BBM bensin RI tercatat sebesar 19,18 juta kl. Ini artinya ada kenaikan impor BBM bensin sekitar 14% dalam lima tahun.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan bahwa tahun depan pemerintah akan menerapkan mandatori B50 atau campuran 50% biodisel berbasis Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dari CPO ke bahan bakar solar.
"Untuk urusan B50 itu akan melakukan di tahun depan. Itu rencana Biodiesel B50, sekarang kita sudah B40. Sekarang kita lagi hitung tepatnya nanti bulan berapa," kata Bahlil.
(pgr/pgr)