Punya Modal Besar Ini, Industri Halal RI Coba Kalahkan Arab & Malaysia

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 20/10/2025 19:45 WIB
Foto: Stiker Halal yang tertempel di pintu masuk salah satu restoran siap saji di Salemba, Jakarta, Jumat (15/3/2024). Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama mengejar target 10 juta produk bersertifikat halal pada 2024, sebagai upaya menjadikan Indonesia sebagai produsen makanan dan minuman halal nomor satu dunia pada tahun yang sama. McDonalds Indonesia menjaadi restoran cepat saji pertama yang menerima sertifikat halal yang berlaku sepanjang masa dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki modal besar dalam ekosistem industri halal karena memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dan permintaan yang terus meningkat. Konsumsi rumah tangga Indonesia pada semester I2025 mencapai Rp3.226,1triliun, didorong oleh populasi Muslim yang mencapai sekitar 245juta jiwa.

"Ini adalah modal utama kita, sehingga Indonesia bukan hanya sekadar pasar, tetapi juga harus menjadi produsen dan pemain utama industri halal global," kata Menperin Agus Gumiwang di Jakarta, Selasa (20/10/2025).

Dalam sektor industri halal, Indonesia ditargetkan bisa naik ke posisi pertama. Pasalnya berdasarkan laporan State of The Global Islamic Economy Report (SGIER) tahun 2024-2025, Malaysia dan Saudi Arabia berada di posisi pertama dan kedua dalam ekosistem industri halal dunia.


Sedangkan saat ini Indonesia menempati peringkat ke-3 atau tepat di bawahnya. Penilaian tersebut berdasarkan komponen finansial, regulasi halal, kesadaran masyarakat, sosial, dan inovasi.

Ada 6 bidang subsektor dalam industri halal, dimana dari sisi makanan halal, Indonesia berada di posisi keempat, setelah Malaysia, Singapura, dan Uni Emirat Arab. Sementara pada sektor farmasi dan kosmetik halal, Indonesia berada di bawah Malaysia.

"Secara sektoral dalam penilaian ekosistem halal, dari enam sektoral untuk Indonesia, Indonesia menjadi negara paling unggul untuk modest fashion," kata Agus.

"Modest fashion kita berada di peringkat pertama dengan skor 106,5, farmasi dan kosmetik halal peringkat kedua dengan skor 85,8, dan makanan halal kita masih pada peringkat keempat dengan skor 76,78," lanjutnya.

Adapun konsumsi produk di enam sektor ekonomi syariah global telah menembus 2,43triliundolarAS pada 2023 dan diperkirakan melonjak ke 3,36triliundolar AS pada 2028.

Namun, meskipun indikator dan posisi Indonesia semakin menguat, tantangan cukup nyata. Infrastruktur produksi, nilai tambah yang masih rendah, serta ketergantungan bahan baku dan produk impor menjadi hambatan yang perlu diurai

"Masih banyak sekali yang bisa kita lakukan, kita kerja dan kita perbaiki untuk melihat potensi dari ekonomi halal yang begitu besar," ujarnya.


(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemenperin Ungkap Pelaku Industri Masih Tahan Produksi