Kebun Cengkih di Pati & Pabrik Pengolahan di Surabaya Bebas Cs-137

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Senin, 20/10/2025 19:35 WIB
Foto: Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137 Bara Krishna Hasibuan menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Senin (20/10/2025). (CNBC Indonesia/Zefanya Aprilia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137 (Cesium-137) menegaskan bahwa komoditas cengkih asal Pati dan Surabaya, bebas dari paparan senyawa radionuklida cesium-137 (Cs-137). Hal itu berdasarkan tindaklanjut dari temuan CS-137 pada cengkih asal Lampung di Amerika Serikat 9AS).

Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137, Bara Krishna Hasibuan mengatakan pihaknya tidak menemukan kontaminasi Cs-137 di perkebunan cengkih di Pati, Jawa Tengah dan di perusahaan eksportir cengkih yang terletak di Surabaya, Jawa Timur.

"Di fasilitas pengolahan cengkih PT Natural Java Spice di Surabaya dan perkebunan cengkih di Pati, Jawa Tengah, tidak terdeteksi kontaminasi CS-137, sehingga kedua area tersebut dinyatakan clean and clear," tegas Bara saat Konferensi Pers Pembahasan Perkembangan Penanganan Kontaminasi Cs-137 pada Produk Cengkih di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Senin (20/10/2025).


Ia melanjutkan, hasil penelusuran sementara menunjukkan tingkat Cs-137 di kebun Cengkih, Lampung dalam tingkat yang sangat rendah. Maka demikian, Untuk itu, kadar tersebut tidak menimbulkan dampak kesehatan langsung terhadap warga setempat

Lebih lanjut, Satgas tidak menemukan adanya kontaminasi Cs-137 pada komoditas lain seperti kopi, coklat, pisang, dan cabai dari perkebunan Lampung. Oleh karena itu, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) akan melakukan pengujian sampel cengkeh dan tangkai cengkeh di lima titik lokasi, di laboratorium milik BRIN.

"Kami merekomendasikan agar cengkeh tersebut tidak diperdagangkan sampai dengan hasil uji lab keluar secara resmi," tutur Bara.

Adapun, satu kontainer cengkih asal Indonesia telah dikembalikan AS karena adanya kontaminasi Cs-137. Cengkih tersebut diperkirakan bakal sampai di Pelabuhan Tanjung Perak, pada 29 Oktober 2025.

Di samping itu, pemerintah juga sedang menanti kedatangan 11 kontainer cengkih asal Indonesia lainnya yang saat ini berstatus proses return on board.

Maka demikian, Bara menyampaikan telah dibentuk gugus tugas yang akan menindak komoditas yang diduga terkontaminasi Cs-137. Gugus tugas itu terdiri dari PT Pelindo (Persero), TPS Tanjung Perak, KSOP, Bea Cukai, Karantina Pertanian, BKKP, Maskapai Pelayaran, dan unsur terkait lainnya.

"Satgas menetapkan bahwa setiap kontainer akan diperiksa di pelabuhan maupun lab uji. Jika terbukti terdapat kontaminasi CS-137, produk tersebut akan segera dimusnahkan demi menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat," tegas Bara.


(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jubir KPK Sebut Penonaktifan Bupati Pati Bukan Kewenangan KPK