Houthi Serbu Kantor dan Sandera Puluhan Pegawai PBB, Iran Terlibat?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok Houthi yang didukung Iran kembali memicu ketegangan di Yaman setelah menahan 20 pegawai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Sanaa, hanya sehari setelah mereka menyerbu salah satu fasilitas badan dunia itu di ibu kota tersebut.
Insiden ini menambah daftar panjang tindakan keras kelompok itu terhadap lembaga internasional yang beroperasi di wilayah yang mereka kuasai.
Jean Alam, juru bicara koordinator tetap PBB untuk Yaman, mengatakan kepada The Associated Press bahwa para pegawai ditahan di kompleks PBB yang terletak di distrik Hada, bagian barat daya Sanaa.
"Mereka yang ditahan pada Minggu (19/10/2025) mencakup lima warga Yaman dan 15 staf internasional," ujarnya.
Alam menambahkan kelompok Houthi kemudian membebaskan 11 pegawai lain setelah melakukan pemeriksaan singkat. Menurut Alam, PBB kini tengah berkomunikasi dengan pihak Houthi dan berbagai pihak terkait "untuk menyelesaikan situasi serius ini secepat mungkin, mengakhiri penahanan seluruh personel, dan memulihkan kendali penuh atas fasilitas PBB di Sanaa".
Seorang pejabat PBB lainnya yang berbicara tanpa menyebut nama karena tidak berwenang memberi keterangan kepada media mengatakan pasukan Houthi juga menyita seluruh perangkat komunikasi dari gedung tersebut, termasuk telepon, komputer, dan server.
"Para pegawai yang ditahan berasal dari berbagai lembaga PBB, termasuk World Food Program (WFP), UNICEF, dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA)," katanya.
Penahanan terbaru ini merupakan bagian dari pengetatan pengawasan dan tekanan yang dilakukan Houthi terhadap badan-badan PBB dan organisasi internasional lain di wilayah kekuasaan mereka, seperti di Sanaa, kota pelabuhan Hodeida, serta provinsi Saada di bagian utara Yaman yang menjadi basis utama kelompok itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan orang, termasuk lebih dari 50 staf PBB, telah ditangkap di wilayah yang dikuasai pemberontak. Seorang pekerja WFP bahkan dilaporkan meninggal dunia saat berada dalam tahanan di Saada awal tahun ini.
Kelompok Houthi berulang kali menuduh, tanpa bukti, bahwa para pegawai PBB maupun pekerja organisasi asing dan kedutaan besar merupakan mata-mata. Tuduhan tersebut dengan tegas dibantah oleh PBB.
"PBB menolak dengan keras tudingan tidak berdasar itu," kata Alam dalam pernyataan terpisah.
Tindakan keras ini memaksa PBB menangguhkan seluruh operasi kemanusiaan di provinsi Saada sejak Januari lalu, setelah delapan pegawainya ditahan oleh Houthi. Situasi yang memburuk juga membuat PBB memindahkan koordinator kemanusiaan tertinggi mereka di Yaman dari Sanaa ke kota pelabuhan Aden, yang saat ini menjadi markas bagi pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.
(luc/luc)