
Amerika OTW Krisis Serius, Bom Utang hingga Perang Saudara

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri hedge fund Bridgewater Associates, Ray Dalio, memperingatkan Amerika Serikat (AS) menuju krisis serius. Dalam sebuah wawancara, Dalio mengatakan hal ini akibat kenaikan utang dan perpecahan politik.
Seperti rekan-rekan seprofesi lainnya seperti Jamie Dimon dan Jerome Powell, Dalio khawatir akan datang saat di mana jumlah utang yang harus dijual AS melebihi minat pasar untuk membelinya. Ia secara khusus memperingatkan bahwa rasio utang-terhadap-PDB AS yang saat ini berada di sekitar 125 % berisiko memicu "bom utang" (debt bomb) jika investor kehilangan kepercayaan.
Kondisi ini akan memaksa pembeli utang menuntut premi yang lebih tinggi untuk menjamin imbal hasil. Bahkan, keluar dari pasar sama sekali.
"Ketika utang dan layanan utang relatif terhadap pendapatan Anda, itu seperti plak di arteri yang kemudian mulai menekan pengeluaran," ujarnya dikutip Fortune, Jumat (17/10/2025).
Selain ancaman ekonomi, Dalio juga sangat prihatin terhadap konflik internal di AS. Ia mencatat bahwa AS kini lebih terpecah dibandingkan masa lalu, dengan survei Gallup tahun lalu menunjukkan 80 % warga Amerika percaya negara mereka "sangat terpecah" pada isu-isu utama.
Pendiri Bridgewater itu memperingatkan bahwa jika gesekan di AS terus berlanjut, kemampuan individu untuk "saling menyakiti" tidak pernah setinggi ini. AS bisa kembali ke masa bak "perang sipil".
"Kami berada dalam peperangan. Ada perang finansial, perang uang. Ada perang teknologi, ada perang geopolitik, dan ada lebih banyak perang militer," katanya.
"Jadi, kita memiliki semacam perang sipil yang berkembang di AS dan di tempat lain, di mana ada perbedaan yang tidak dapat didamaikan," jelasnya.
Bukan Hal Baru
Kekhawatiran Dalio mengenai ketegangan geopolitik yang dapat meluas menjadi konflik global bukanlah hal baru. Kembali pada tahun 2023, Dalio telah memperingatkan bahwa kemungkinan perang dunia ketiga telah meningkat menjadi 50% setelah invasi Rusia ke Ukraina dan konflik Israel-Hamas.
Meskipun beberapa pihak menganggap peringatan Dalio berlebihan, kehati-hatiannya terbukti di masa lalu. Terutama ketika Bridgewater mulai memperingatkan risiko besar yang tertanam "dalam sistem" sebelum krisis keuangan 2008.
Dalam menghadapi kondisi yang mengkhawatirkan ini, Dalio menekankan pentingnya sejarah.
"Kapan pun ada hal-hal yang datang yang belum pernah saya lihat sebelumnya, saya benar-benar perlu memahami apakah hal itu terjadi dalam sejarah sehingga saya dapat memahami mekanismenya, itulah mengapa saya mempelajari sejarah," tambahnya.
Ia juga menawarkan prinsip pribadinya tentang kekhawatiran. Menurutnya, kekhawatiran merupakan tanda bahwa seseorang telah mengenali atau memahami sesuatu
"Dalam sejarah kita harus menyadari bahwa semua tatanan harus berakhir, dan kemudian ada tatanan baru, dan ada tantangan. Saya punya prinsip, jika Anda khawatir, Anda tidak perlu khawatir. Dan jika Anda tidak khawatir, Anda perlu khawatir, jika Anda khawatir, maka Anda akan mengurus apa yang Anda khawatirkan dan [mencegahnya] terjadi," tegasnya.
(tps/șef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diisukan Batal Gabung Danantara, Ray Dalio Tiba-Tiba Ungkap Hal Ini
