Produk Serat Buatan Indonesia Kembali Tembus Pasar India
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia berhasil kembali menembus pasar India untuk produk serat buatan, yaitu viscose staple fiber (VSF), sejak menghadapi hambatan teknis pada akhir 2022 silam. Keberhasilan ini ditandai dengan PT Asia Pacific Rayon dari Indonesia yang memperoleh sertifikasi IS 17266:2019 Textiles Viscose Staple Fibers Quality Control Order (QCO) dari badan standar India, yaitu Bureau of Indian Standards (BIS).
Sertifikasi dikeluarkan pada 3 Juli 2025 dan berlaku hingga 3 Juli 2026 mendatang. Sertifikasi dikeluarkan BIS setelah perusahaan Indonesia tersebut menjalani audit fisik produk oleh BIS pada 12 Juli 2025.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengapresiasi upaya pemenuhan regulasi di negara setempat yang menjadi tujuan ekspor. Pemerintah Indonesia turut memfasilitasi sebagai komitmen pengamanan akses pasar produk Indonesia di negara tujuan ekspor.
"Keberhasilan PT Asia Pacific Rayon memperoleh sertifikasi resmi BIS di India adalah bukti nyata komitmen Pemerintah Indonesia dalam membela kepentingan pelaku usaha nasional. Kementerian Perdagangan terus memperkuat pengamanan akses pasar agar hambatan teknis tidak menjadi penghalang bagi produk kita untuk menembus pasar global. Kami terus dorong pelaku usaha agar semakin siap menghadapi regulasi teknis di negara mitra dagang," ujar Budi dikutip Kamis (16/10/2025).
Sejak akhir 2022, Kemendag aktif melakukan upaya pembelaan melalui sinergi kementerian dan lembaga terkait di Indonesia, Kedutaan Besar RI New Delhi, India, dan Perutusan Tetap RI di Jenewa, Swiss terkait kasus ini. Upaya ini juga termasuk mengadakan pertemuan bilateral dengan Kementerian Perdagangan dan Industri India serta berkonsultasi teknis dengan BIS.
Menteri Perdagangan juga berkirim surat resmi kepada Menteri Perdagangan dan Industri India untuk mendorong percepatan proses sertifikasi bagi eksportir Indonesia. Menurut Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Tommy Andana, langkah-langkah pembelaan ini membuahkan hasil dengan terbitnya lisensi BIS bagi eksportir Indonesia.
"Kami menyambut baik keberhasilan PT Asia Pacific Rayon yang memperoleh sertifikasi resmi dari BIS India. Sertifikasi Ini merupakan capaian penting setelah lebih dari dua tahun hambatan ekspor akibat regulasi QCO India. Pemerintah Indonesia terus berkomitmen mengawal pelaku usaha nasional dalam menembus pasar ekspor, termasuk menghadapi hambatan teknis seperti ini," kata Tommy.
Sementara itu, Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag Reza Pahlevi Chairul berharap, keberhasilan sertifikasi kali ini dapat menjadi langkah awal pemulihan ekspor produk VSF Indonesia di pasar India.
India merupakan pasar utama produk VSF Indonesia dan menjadi pendorong penguatan industri tekstil Indonesia. Kasus ini juga menjadi contoh pembelajaran penting bagi pelaku usaha dalam menghadapi regulasi teknis di negara mitra dagang.
Kemendag akan terus memperkuat langkah pengamanan perdagangan untuk memastikan akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia. Selain itu, berupaya meminimalisasi hambatan teknis yang berpotensi mengganggu kinerja ekspor nasional.
"Sertifikasi ini merupakan contoh konkret bahwa upaya pengamanan perdagangan dapat memberikan hasil nyata bagi dunia usaha. Melalui advokasi dan pendampingan teknis, Kemendag memastikan pelaku usaha tidak menghadapi hambatan sendirian. Kami akan terus berkoordinasi dengan pelaku usaha dan otoritas India agar hambatan teknis perdagangan tidak mengganggu kelancaran ekspor, khususnya komoditas strategis seperti VSF," ujar Reza.
Dalam kesempatan yang sama, Head of PT Asia Pacific Rayon Aryo Oetomo, mengapresiasi pemberian sertifikasi ini sebagai pencapaian sinergi pemerintah dengan pelaku usaha. Terutama, dalam mendukung PT Asia Pacific Rayon sebagai produsen VSF terintegrasi pertama di Asia dan berbasis di Pangkalan Kerinci, Riau.
"Pencapaian ini menunjukkan sinergi nyata antara pemerintah dan pelaku usaha dalam memperkuat daya saing produk ekspor Indonesia di pasar dunia, khususnya pasar India. PT Asia Pacific Rayon terus berkomitmen mendukung pengembangan industri tekstil nasional dan memperluas akses ekspor melalui penyediaan produk VSF yang berkualitas, berkelanjutan dan kompetitif di pasar global," kata Aryo.
Sebagai informasi, nilai ekspor produk VSF Indonesia (HS 5504.10) ke India sempat mencapai titik tertinggi pada 2022, yaitu sebesar US$ 110,72 juta. Namun, sejak pemberlakuan QCO pada 20 Maret 2023, ekspor Indonesia terhambat secara signifikan.
Nilai ekspornya ke India tercatat hanya sebesar US$ 14,03 juta pada 2024. Sementara itu, kinerja ekspornya pada periode Januari-Juni 2025 mulai menunjukkan tren positif menjadi US$ 8,41 juta, atau naik 1,62% dibanding Januari-Juni 2024 yang sebesar US$ 8,30 juta.
(rah/rah)