Stok Beras RI Membludak tapi Belum Mau Ekspor, Zulhas Bilang Begini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Kamis, 16/10/2025 16:25 WIB
Foto: Stok beras pemerintah di gudang Bulog. (Dok. Kementan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut Indonesia sebenarnya sudah mampu mengekspor beras. Namun, pemerintah memilih untuk memperkuat cadangan dalam negeri terlebih dahulu sebelum membuka keran ekspor secara luas.

"Kalau ekspor saja, hari ini pun bisa, bisa. Tapi kita kan perkuat stok dulu ya," kata Zulhas dalam Agri Food Summit 2025 di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Zulhas menegaskan, ekspor beras hanya akan dilakukan untuk keperluan mendesak, seperti bantuan kemanusiaan ke negara-negara yang benar-benar membutuhkan.


"Kecuali kalau seperti Palestina, perlu, ya kita kirim. Kalau tetangga memang kurang betul, nggak ada berasnya, kita juga bisa," ujarnya.

Meski begitu, ia menegaskan pemerintah tidak akan gegabah membuka ekspor karena prioritas utama saat ini adalah menjaga ketahanan pangan nasional.

"Tapi kalau nggak mendesak, ya kita simpan. Kita senang juga melihat stoknya, karena dulu kurang betul, sekarang banyak," ucap dia.

Foto: Suasana aktivitas penjualan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Jumat (8/8/2025). Indeks kenaikan harga-harga atau inflasi berpotensi terkerek naik pada Agustus 2025, salah satu penyebabnya adalah terus tingginya harga beras. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Suasana aktivitas penjualan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Jumat (8/8/2025). Indeks kenaikan harga-harga atau inflasi berpotensi terkerek naik pada Agustus 2025, salah satu penyebabnya adalah terus tingginya harga beras. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Sejalan dengan itu, Zulhas mengungkapkan capaian yang menggembirakan pada tahun ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produktivitas beras nasional meningkat 12,62% dibandingkan tahun lalu, dengan total produksi 33,19 juta ton proyeksi hingga November. Sementara produksi jagung naik 8,26% menjadi 14,54 juta ton.

"Tahun lalu kita impor beras 4,52 juta ton. Ini angka-angka, kita tidak kira-kira, tidak mengada-ngada, ini fakta. Tahun ini itu tidak ada angka (impor) nya, kosong," ujarnya.

Dengan peningkatan produksi dan tanpa impor, Zulhas mengklaim Indonesia telah mencapai swasembada beras.

"Kalau produksi kita meningkat, impor tidak kita lakukan, maka kita sudah kategori surplus tahun ini. Bahkan, kita perkirakan sampai akhir Desember mendatang, kira-kira surplus 4 juta ton," katanya.

"Jadi, kita sudah bisa mengatakan tahun ini kita swasembada beras," pungkas Zulhas.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Pompa RI Hadapi Kendala Sertifikasi & Impor China