Internasional

Usai Perang Gaza, Netanyahu Kini Disidang & Terancam Penjara

sef, CNBC Indonesia
Kamis, 16/10/2025 11:59 WIB
Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (REUTERS/Jonathan Ernst)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gencatan senjata di Gaza membawa babak baru bagi pengadilan korupsi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Persidangan yang sempat tertunda itu kini kembali digelar di Tel Aviv, Rabu (16/10/2025).

Persidangan sebenarnya sudah berlangsung sejak Mei 2020 dan sempat membuat ribuan warga Israel berdemo meminta Netanyahu mundur. Namun perang Gaza membuat perhatian warga terbelah.


Mengutip AFP Kamis (16/10/2025), di persidangan Netanyahu terlihat tersenyum saat ia dan rombongannya- yang terdiri dari beberapa menteri dari partai konservatif Likud dicemooh oleh para pengunjuk rasa. "Ini terjadi dalam perjalanan ke pengadilan," tulis laman itu.

Netanyahu sebenarnya menghadapi tiga kasus korupsi terpisah yang diajukan sejak 2019. Kasus 1000, Kasus 2000, dan Kasus 4000, yang mencakup tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Dalam kasus 1000 atau dikenal sebagai Gift Affair, Netanyahu dan istrinya, Sara, dituduh menerima barang-barang mewah senilai lebih dari US$260.000, dari produser film Hollywood asal Israel, Arnon Milchan dan miliarder Australia, James Packer. Termasuk sampanye, cerutu, dan perhiasan, dari para miliarder dengan imbalan bantuan politik.

Milchan mengakui apa yang ia lakukan ke Netanyahu. Ini untuk memuluskan kepentingannya demi mendapatkan visa AS setelah Netanyahu berbicara dengan beberapa pejabat Paman Sam.

Netanyahu juga melobi undang-undang pembebasan pajak yang dapat menguntungkan warga Israel di luar negeru. Hadiah ke Netanyahu dan istrinya diberikan terus menerus.

Dalam kasus 2000, Netanyahu juga didakwa karena berupaya menegosiasikan liputan pers yang lebih baik dari dua media Israel. Ia membuat kesepakatan dengan pengusaha Aron Mozes, pemegang saham pengendali harian Israel Yedioth Ahronoth, untuk liputan yang "baik-baik".

Ia pun "mengebiri" harian lain saingan Yedioth Ahronoth, Israel Hayom. Kasus ini juga mendakwa Netanyahu dengan tuduhan penipuan dan pelanggaran kepercayaan.

Di kasus ketiga, kasus 4000, Netanyahu terkait skandal dengan perusahaan telekomunikasi. Ia memberikan bantuan ke Bezeq dan sebagai imbalan dirinya mendapat liputan positif di web yang dikendalikan perusahaan itu,

Netanyahu sebenarnya membantah melakukan kesalahan apa pun. Bahkan, mengaku sebagai korban konspirasi politik.

Terancam Penjara?

Kasus-kasus tersebut bisa mengakibatkan hukuman penjara bagi Netanyahu. Pelanggaran kepercayaan bisa mengakibatkannya dihukum tiga tahun bui sementara penyuapan bisa membuatnya mendekam 10 tahun penjara dan denda.

Namun perlu diketahui selama masa jabatannya saat ini, yang dimulai pada akhir 2022, Netanyahu telah mengusulkan reformasi peradilan yang luas. Ia menginginkan badan yudikatif, Mahkamah Agung (MA), berada di bawah eksekutif.

Reformasi ini sempat memicu protes besar-besaran. Ini baru mereda setelah pecahnya perang Gaza 7 Oktober 2023.

Permohonan Pengampunan oleh Trump?

Dalam perjalanan ke Timur Tengah awal pekan ini untuk menghadiri KTT Gaza di Mesir, saat mengunjungi Israel, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sempat berpidato di parlemen Israel, Knesset. Trump mengatakan kepada majelis tersebut bahwa Netanyahu harus menerima pengampunan dalam kasus-kasus korupsi.

"Cerutu dan sampanye, siapa yang peduli tentang itu?" Tujar rump bercanda, sebelum bertanya kepada Presiden Israel, Isaac Herzog.

"Mengapa Anda tidak memberinya pengampunan?" tambahnya.

Belum diketahui bagaimana hal ini ditanggapi di Israel. Namun permohonan Trump dibuat seiring dengan deal Gaza, yang membuat analis berasumsi sebagai "cara membujuk Netanyahu".

Terancam Penjara di Luar Negeri?

Sebenarnya bukan hanya di dalam negeri. Netanyahu juga terancam penjara di luar negeri.

Ini terkait surat penangkapan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan memerintahkan kejahatan perang dalam serangan pemerintahnya terhadap militan Hamas di Gaza. Netanyahu sendiri memegang rekor untuk masa jabatan terlama sebagai kepala pemerintahan Israel, setelah menjabat selama 18 tahun dalam beberapa periode jabatan sebagai PM sejak 1996.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Penjara Ekuador Pecah, Napi & Aparat Saling Tembak