
Potret Kebakaran Pabrik Garmen, Pekerja Terjebak-16 Orang Tewas
Kebakaran pabrik garmen di Dhaka tewaskan 16 orang. Api cepat menyebar ke gudang bahan kimia, banyak pekerja terjebak, dan korban diperkirakan terus bertambah.

Asap tebal membumbung dari sebuah gedung saat api melahap pabrik garmen dan gudang bahan kimia di Dhaka, Bangladesh, Selasa. Sedikitnya 16 orang dilaporkan meninggal dalam peristiwa tersebut, sementara petugas masih berupaya keras mengendalikan kobaran api. Menurut pejabat setempat mengatakan pada Rabu (15/10/2025), jumlah korban kemungkinan terus meningkat. (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)

Kebakaran dilaporkan terjadi sekitar tengah hari di lantai tiga gedung tujuh lantai milik Anwar Fashions, sebuah subkontraktor untuk perusahaan pakaian jadi besar, di kawasan Mirpur. (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)

Api kemudian menyebar ke gudang bahan kimia yang menyimpan bubuk pemutih, plastik, dan hidrogen peroksida, kata pejabat pemadam kebakaran Talha Bin Jashim. Hingga kini, penyebab pasti kebakaran belum diketahui. (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)

Di Rumah Sakit Dhaka Medical College, keluarga para korban berkumpul di luar kamar mayat untuk mencari kerabat mereka yang hilang. Di antara mereka adalah Laizu Begum, yang mencari adiknya, Nargis Akter, 19 tahun, seorang operator jahit di pabrik tersebut. “Saya hanya ingin tahu apakah dia masih hidup,” ujar Laizu dengan mata berkaca-kaca. (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)

Menurut saksi mata dan keluarga pekerja yang hilang mengatakan, pintu masuk dan atap gedung dikunci saat kebakaran terjadi, membuat banyak pekerja terjebak di dalam ruangan dan menghirup asap beracun. Pasukan polisi, tentara, dan paramiliter segera menutup area sekitar lokasi kebakaran untuk memudahkan proses evakuasi. (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)

Pabrik dan gudang tempat insiden terjadi berada di kawasan permukiman padat penduduk yang dipenuhi fasilitas industri serupa. Kebakaran mematikan ini kembali menyoroti lemahnya standar keselamatan kerja di sektor garmen Bangladesh, yang menjadi tulang punggung ekonomi negara tersebut. (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)