Pasokan Emas dari Pabrik Freeport ke Antam Terancam Berkurang

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
14 October 2025 15:00
PT Freeport Indonesia memproduksi emas batangan dengan kemurnian 99,99% dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur. (Dok. PT Freeport Indonesia)
Foto: PT Freeport Indonesia memproduksi emas batangan dengan kemurnian 99,99% dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur. (Dok. PT Freeport Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memproyeksikan pasokan emas batangan dari pabrik Precious Metal Refinery (PMR) PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, ke PT Aneka Tambang Tbk (Antam) akan berkurang dalam waktu dekat ini.

Hal ini seiring dengan terganggunya pasokan emas di sektor hulu akibat dihentikannya tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, yang dioperasikan PT Freeport Indonesia. Operasional tambang berhenti sejak adanya insiden longsoran material basah di tambang bawah tanah GBC pada 8 September 2025 lalu.

Bahlil menjelaskan bahwa selama ini mayoritas produksi emas nasional dihasilkan dari dua perusahaan tambang besar, yakni dari PTFI dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), dengan total produksi 80 ton per tahun. Adapun pabrik emas PMR milik PTFI bisa menghasilkan 50-60 ton emas batangan per tahun.

Namun demikian, Bahlil menyadari produksi emas dan tembaga di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga maupun pabrik emas batangan atau Precious Metal Refinery (PMR) PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated & Industrial Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, untuk saat ini belum berjalan maksimal.

Ditambah, adanya insiden di tambang, sehingga mengurangi pasokan konsentrat untuk pabrik tembaga dan emas di Gresik tersebut.

"Sekarang ini kita lagi melakukan evaluasi total. Jadi produksi terhadap konsentrat di Freeport itu belum dilakukan secara maksimal. Maka dengan demikian, pasti mengalami kekurangan pasokan," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Selasa (14/10/2025).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno membeberkan, operasional smelter tembaga PTFI di Gresik diperkirakan akan berhenti total pada akhir Oktober 2025 ini.

Pasalnya, pasokan konsentrat tembaga dari tambang Freeport hanya cukup untuk operasional smelter hingga akhir bulan ini.

"Sampai akhir Oktober mungkin. Jadi sementara berhenti," kata Tri ditemui di Kementerian ESDM, Senin (13/10/2025).

Seperti diketahui, PT Aneka Tambang Tbk pada November 2024 lalu resmi menandatangani perjanjian jual beli emas sebanyak 30 ton emas batangan dengan PT Freeport Indonesia. Pasokan emas batangan ini berasal dari pabrik emas PMR PTFI di Gresik, Jawa Timur.

Langkah ini diperkirakan akan menghemat devisa negara hingga ratusan triliun rupiah. Adapun kontrak jual beli emas Freeport dengan Antam ini berlangsung selama lima tahun senilai US$ 12,5 miliar atau Rp 200 triliun.

Direktur Utama Antam Achmad Ardianto sempat menyebut, perusahaan diperkirakan akan menyerap emas batangan dengan kadar kemurnian 99,99% dari pabrik emas PTFI ini sebanyak 9 ton hingga akhir 2025.

"Jadi mereka sudah mulai menghasilkan di bulan April. Sampai akhir tahun itu perkiraan mungkin ada sekitar maksimum 9 ton. Jadi ada kontrak kita sampai 25 ton bahkan 30 ton itu bisa kita ambil," ujar Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (29/9/2025).

Menurut Achmad, sebelum beroperasinya smelter tembaga dan pabrik emas Freeport di Gresik ini, hasil tambang Freeport yang masih dalam bentuk konsentrat banyak diekspor ke luar negeri. Namun sejak adanya smelter, seluruh hasil olahan kini dimurnikan di dalam negeri.

"Sebenarnya pemerintah sudah lama kan Pak meminta mereka untuk buat smelter. Nah sekarang smelternya sudah jadi. Jadi setelah smelter yang di Gresik kemarin jadi sudah tidak ada lagi konsentrat yang dibawa keluar. Sebelumnya dibawa keluar," tambahnya.

Perlu diketahui, produksi emas Antam hingga Juni 2025 tercatat mencapai 438 kilo gram (kg), tidak jauh berbeda dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 439 kg. Hingga Desember 2024, produksi emas Antam tercatat 1.019 kg atau 1,019 ton, turun dibandingkan produksi emas pada 2023 yang mencapai 1.208 kg.

Sementara dari sisi penjualan, penjualan emas Antam selama Semester I-2025 tercatat 29.305 kg, melonjak 84% dari 15.969 kg pada periode yang sama tahun lalu. Pada 2024 Antam tercatat menjual 43.776 kg atau 43,776 ton emas, melonjak dari 2023 yang tercatat sebesar 26.129 kg atau 26,129 ton.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Freeport Sudah Produksi 10 Ton Emas Batangan di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular