Purbaya Beberkan Syarat Revisi Target Defisit APBN di Atas 3%

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
Selasa, 14/10/2025 10:00 WIB
Foto: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam Investor Meeting dengan Menteri Keuangan di Gedung Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Senin (13/10/2025). (CNBC Indonesia/Arrijal Rachman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan, tak akan mengubah batas-batas aman pengelolaan fiskal pemerintah bila ekonomi belum mampu tumbuh kencang di atas 5%.

Dalam pertemuan dengan para investor atau bond holder pemerintah, dalam acara investor meeting di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kemarin sore, Senin (13/10/2025), ia menegaskan, defisit APBN akan tetap dijaga di level bawah 3% dari produk domestik bruto (PDB).


Selain itu, rasio utang terhadap PDB ia pastikan juga akan tetap di bawah batas amannya yang termuat dalam Undang-Undang Keuangan Negara sebesar 40%.

"Jadi saya bilang ke mereka, saya enggak akan ceroboh menembus batas 3% dari PDB untuk defisit dan enggak akan dalam jangka pendek untuk menaikkan rasio utang ke PDB juga," kata Purbaya dalam acara yang dihadiri 32 ekonom dan direksi lembaga keuangan, dikutip Selasa (14/10/2025).

Purbaya menegaskan, Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinannya saat ini sebetulnya juga belum melakukan ekspansi fiskal yang berlebih, melalui penempatan dana menganggur pemerintah yang ada di Bank Indonesia ke lima bank milik negara, senilai Rp 200 triliun.

Sebab, dana tunai yang tercatat dalam bentuk Saldo Anggaran Lebih (SAL) itu ia tegaskan tak mengganggu postur APBN 2025.

"Pesan saya ke mereka adalah, mereka kan ngeliat fiscal expansion saat ini, saya bilang saya belum ekspansi apa-apa, yang Rp 200 triliun adalah uang saya di BI saya pindahin aja," tegas Purbaya.

"Sisanya belum dibuka, belum di ekspansi. Ini hanya cash management. Jadi saya bilang ke mereka, saya enggak akan ceroboh menembus batas 3% dari PDB untuk defisit," tuturnya.

Lain cerita bila ekonomi Indonesia mampu tumbuh lebih kencang ke depan, sesuai target Presiden Prabowo Subianto di level 8%. Saat itu, kebutuhan ekspansi fiskal ia sebut tentu akan meningkat, dan pembiayaan anggaran juga akan berubah.

"Walaupun standar Eropa, standar Amerika, udah dilanggar semua (rasio utang di atas 40% PDB, mereka sudah geser. Tapi saya akan pake rule mereka yang paling strict. Nanti kalau ekonomi kita udah tumbuh makin kenceng, baru kita lihat kita perlu itu apa enggak," ujar Purbaya.


(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menteri Investasi Sebut Butuh Rp 13.000 Triliun Agar Ekonomi 8%