Kasus Kontaminasi Cs-137

Akhirnya Terungkap, Ini Sumber Kontaminasi Radioaktif di Cengkih RI

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
13 October 2025 16:29
Konferensi Pers Pembahasan Proses Sertifikasi yang Dipersyaratkan pada Import Alert USFDA (United States Food and Drugs Agency) di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (13/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Konferensi Pers Pembahasan Proses Sertifikasi yang Dipersyaratkan pada Import Alert USFDA (United States Food and Drugs Agency) di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (13/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akhirnya mengungkap sumber kontaminasi radioaktif Cesium-137 (Cs-137) yang ditemukan pada produk cengkeh asal Indonesia di Amerika Serikat. Hasil penelusuran sementara menunjukkan kontaminasi berasal dari perkebunan cengkeh di Lampung, dan telah dikonfirmasi oleh tim gabungan Satgas Penanganan Cs-137 bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

Adapun kasus ini bermula dari pengumuman Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA) yang mendeteksi adanya paparan radionuklida Cs-137 dalam sampel cengkeh asal Indonesia milik PT Natural Java Spice.

FDA kemudian memasukkan produk perusahaan tersebut ke dalam daftar peringatan impor bahan kimia yang terkontaminasi, serta melarang masuknya produk itu ke AS hingga perusahaan mampu memberikan bukti kemampuan bahwa penyebab kontaminasi telah diatasi. Temuan itu disampaikan melalui situs resmi FDA pada Rabu (1/10/2025).

Menanggapi laporan tersebut, Ketua Divisi Bidang Diplomasi dan Komunikasi Publik Satgas Penanganan Cs-137 Bara Hasibuan mengatakan pemerintah langsung bergerak cepat melakukan investigasi di lapangan.

"Begitu mendapatkan laporan resmi dari US FDA mengenai produk cengkeh Indonesia yang terkontaminasi Cs-137 yang ditemukan di AS, Satgas Penanganan Cs-137 melalui BAPETEN langsung mengirimkan tim untuk meninjau tiga lokasi, yaitu Surabaya sebagai lokasi pengolahan cengkeh, Pati Jawa Tengah dan Lampung Sumatra sebagai lokasi perkebunan," ujar Bara saat konferensi pers di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (13/10/2025).

Menurut Bara, pabrik pengolahan cengkeh di Surabaya diketahui menerima bahan baku dari dua sumber, yakni perkebunan di Pati, Jawa Tengah, dan perkebunan di Lampung, Sumatra. Setelah dilakukan pengecekan, kontaminasi ditemukan di perkebunan di Lampung.

"Kami dapat memberikan konfirmasi bahwa telah terjadi kontaminasi di perkebunan di Lampung. Kontaminasi tersebut terjadi dalam jumlah terbatas dan tidak meluas ke wilayah atau komoditas lainnya. Saya ulangi, komoditas tersebut ditemukan dalam jumlah terbatas dan tidak meluas ke wilayah atau komoditas lainnya," tegas Bara.

Sebagai langkah kehati-hatian, BAPETEN dan Satgas Cs-137 merekomendasikan agar produk cengkeh yang terindikasi terkontaminasi tidak diperjualbelikan sementara waktu hingga hasil uji laboratorium lanjutan selesai dilakukan. Tim gabungan juga terus menelusuri sumber pasti kontaminasi Cs-137 di Lampung.

"Pemerintah sedang bergerak cepat melokalisasi kontaminasi ini agar tidak meluas ke wilayah lain. Masyarakat dan pelaku usaha diimbau untuk tetap tenang dan menunggu hasil uji laboratorium resmi. Pemerintah akan terus memberikan informasi terkini secara terbuka kepada publik secara terus menerus," lanjutnya.

Namun hingga kini, Bara mengakui bahwa asal pasti sumber radiasi Cs-137 belum diketahui. "Belum ketahuan juga, jadi ini temuan awal kami dan kami karena dengan komitmen untuk menyatakan transparansi kepada publik, kami umumkan," ujarnya.

Ketika ditanya apakah kemungkinan kontaminasi berasal dari bahan logam bekas (scrap metal), Bara mengatakan hal itu masih dalam penyelidikan.

"Belum tahu, ini tim dari BAPETEN masih dilakukan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut," katanya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendag Ungkap Nasib Ekspor Udang RI ke AS Usai Isu Radioaktif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular