CNBC INDONESIA EXCLUSIVE

Purbaya: Gak Ada Fiskal Agresif, Saya Cuma Kelola Uang Lebih Bagus

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 10/10/2025 16:15 WIB
Foto: Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pemaparan dalam program Squawk Box CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (10/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia-Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membantah jika dianggap kebijakan fiskal yang ditempuhnya agresif. Dia mengaku hanya mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan lebih bagus.

"Tahun 2025 saya tidak mengubah anggaran. Gak ada fiscal agresif yang, saya lakukan adalah memanage uang dengan lebih bagus sehingga tidak mengganggu perekonomian bahkan bisa mendorong perekonomian dengan kondisi anggaran yang ada," kata Purbaya kepada CNBC Indonesia, Jumat (10/10/2025)


Purbaya sudah memulai dengan penempatan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sebesar Rp200 triliun. Dana tersebut selama ini disimpan di Bank Indonesia (BI) dengan total sekitar Rp450 triliun.

Diharapkan likuiditas kembali longgar dan bank bisa menyalurkan kredit lebih deras. Menurutnya ini akan berefek besar terhadap perekonomian.

Foto: Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pemaparan dalam program Squawk Box CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (10/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Purbaya juga memonitor penyerapan belanja Kementerian Lembaga (KL). Jika tidak terserap, maka anggaran tersebut akan dialihkan pada program yang lebih membutuhkan.

Ekonomi yang tumbuh lebih tinggi, menurut Purbaya akan memberikan tambahan penerimaan negara. Defisit APBN diperkirakan sedikit lebih tinggi, namun tidak akan melebihi batas 3% terhadap PDB.

"Mungkin nanti ada sedikit-sedikit naik sedikit itu biasa tapi akan jauh di bawah 3%. Saya gak membuat anggaran yang di atas 3% tahun ini maupun tahun depan," ujarnya.

Langkah Purbaya dalam mengelola APBN akan menghidupkan dua mesin ekonomi sekaligus. Pertama yang bersumber dari APBN dan kedua adalah melalui swasta.

"Uang tadi, itu sebenarnya di bank kan, tapi sebenarnya mendorong private sector, yang government saya akan paksa belanja lebih cepat kalau enggak uangnya saya ambil," terangnya.

"Itu ngancam saja tapi kalau enggak saya ambil betulan supaya governmentnya belanja tepat waktu tepat sasaran," tegas Purbaya.

Dua mesin tersebut akan mendorong ekonomi Indonesia mencapai 6% atau bahkan 6,5%.

"Saya harapkan dua-dua mesin ini berjalan ke depannya, itu akan menciptakan pertumbuhan yang lebih sustainable dan berkesinambungan dengan minimal 6 persen sampai 6,5 persen baru itu saja, belum yang lain-lain," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkeu Purbaya Mau Rem Utang, Pilih Genjot Penerimaan Negara