SIAGA MUSIM HUJAN 2025/2026

Kepala BMKG Temui Gubernur Bali, Ingatkan Awas Musim Hujan Lebih Basah

Damiana, CNBC Indonesia
10 October 2025 14:50
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan audiensi dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster, di Kantor Gubernur Bali. Pertemuan ini membahas kondisi cuaca dan iklim terkini di wilayah Provinsi Bali sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi menjelang musim hujan. (BMKG)
Foto: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan audiensi dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster, di Kantor Gubernur Bali. Pertemuan ini membahas kondisi cuaca dan iklim terkini di wilayah Provinsi Bali sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi menjelang musim hujan. (BMKG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, musim hujan yang lebih basah mengintai provinsi Bali. Hal itu terungkap dari pertemuan Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati dengan Gubernur Bali I Wayan Koster di kantor Gubernur Bali.

Pertemuan yang digelar pada hari Rabu (8/10/2025) itu membahas kondisi cuaca dan iklim terkini di wilayah Provinsi Bali sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi menjelang musim hujan.

"Frekuensi cuaca ekstrem di Indonesia, termasuk Bali, terus meningkat dengan intensitas hujan yang lebih tinggi dan durasi lebih panjang dibandingkan kondisi normal," kata Dwikorita dalam keterangan di situs resmi, dikutip Jumat (10/10/2025).

"BMKG memprediksi musim hujan 2025-2026 di Bali akan berlangsung lebih basah dibandingkan normalnya. Karena itu, penting bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama di wilayah rawan banjir bandang dan tanah longsor," tambah Dwikorita mengingatkan.

Karena itu, lanjutnya, perlu penataan kembali tata kelola sumber daya air dan pengendalian perubahan tata guna lahan.

"Kita perlu memastikan sistem sungai dan daerah tangkapan air tetap berfungsi baik, melakukan pengecekan dini aliran sungai di perbukitan, serta memperhatikan peringatan dini dari BMKG agar masyarakat dapat segera mengantisipasi potensi banjir atau longsor," tegas Dwikorita.

Sementara itu, I Wayan Koster berjanji akan terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi risiko bencana. Dia menyampaikan apresiasi atas dukungan dan informasi dari BMKG yang dinilai penting dalam mendukung kebijakan mitigasi bencana di daerah.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memperkuat kesiapsiagaan dan perlindungan masyarakat dari risiko bencana akibat perubahan iklim," sebut I Wayan Koster.

Bali Dihantam Banjir Terparah 1 Dekade

Sebagai catatan, tanggal 10 September 2025 lalu, Bali dilanda bencana banjir besar. Hingga makan korban tewas 18 orang dan 4 orang dinyatakan hilang (data BNPB per 16 September 2025, dikutip Jumat (10/10/2025) pukul 13:28 WIB). Bencana itu disebut BMKG sebagai yang terparah tercatat dalam satu dekade.

BMKG menjelaskan, curah hujan harian ekstrem jadi pemicu utama banjir besar tersebut. Di Jembrana, curah hujan tercatat mencapai 385,5 mm dalam satu hari, disusul Tampak Siring 373,8 mm, Karangasem 316,6 mm, Klungkung 296 mm, dan Abiansemal 284,6 mm. Bahkan beberapa titik lain seperti Denpasar Barat, Petang, Kerambitan, dan Padangbai juga mencatat curah hujan di atas 200 mm per hari. Padahal, secara klimatologis, hujan di atas 150 mm/hari sudah dikategorikan ekstrem.

Selain itu, BMKG menyoroti, faktor lingkungan dan infrastruktur yang memperparah dampak banjir. Sistem drainase di beberapa wilayah dinilai belum mampu menyalurkan volume air hujan yang sangat besar, diperburuk oleh sedimentasi dan sampah yang menyumbat saluran air.

Tak hanya itu, BMKG menyebut, alih fungsi lahan dari area resapan menjadi permukiman dan komersial juga mengurangi kemampuan tanah menyerap air, sehingga risiko genangan semakin tinggi.

Dwikorita pun mengingatkan masyarakat agar lebih waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem. Masyarakat diminta rutin memantau informasi resmi dari BMKG melalui aplikasi, media sosial, maupun siaran televisi. Selain itu, langkah mitigasi seperti menjaga kebersihan saluran drainase dan tidak membuang sampah sembarangan diharapkan dapat mengurangi dampak genangan air.

"Dengan kesiapsiagaan dan mitigasi yang baik, kita bisa meminimalkan risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan," kata Dwikorita (12/9/2025). 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan audiensi dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster, di Kantor Gubernur Bali. Pertemuan ini membahas kondisi cuaca dan iklim terkini di wilayah Provinsi Bali sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi menjelang musim hujan. (BMKG)Foto: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan audiensi dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster, di Kantor Gubernur Bali. Pertemuan ini membahas kondisi cuaca dan iklim terkini di wilayah Provinsi Bali sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi menjelang musim hujan. (BMKG)
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan audiensi dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster, di Kantor Gubernur Bali. Pertemuan ini membahas kondisi cuaca dan iklim terkini di wilayah Provinsi Bali sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi menjelang musim hujan. (BMKG)


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Besar Hantam Bali, BMKG Ingatkan Siaga Hujan Lebat Tanggal Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular