INTERNASIONAL

Situasi Politik Memanas, DPR Mendadak Bahas Pemakzulan Presiden

tfa, CNBC Indonesia
10 October 2025 10:25
Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi selama demonstrasi yang diselenggarakan oleh kolektif pemuda yang disebut "Generasi Z" untuk mengekspresikan ketidakpuasan atas rencana reformasi pensiun yang kontroversial dan pemerintahan Presiden Peru Dina Boluarte, di Lima, Peru, 27 September 2025. (REUTERS/Sebastian Castaneda)
Foto: Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi selama demonstrasi yang diselenggarakan oleh kolektif pemuda yang disebut "Generasi Z" untuk mengekspresikan ketidakpuasan atas rencana reformasi pensiun yang kontroversial dan pemerintahan Presiden Peru Dina Boluarte, di Lima, Peru, 27 September 2025. (REUTERS/Sebastian Castaneda)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis politik di Peru kembali memanas. Kongres negara itu menggelar sidang larut malam pada Kamis (9/10/2025) waktu setempat untuk membahas pemakzulan Presiden Dina Boluarte. Langkah ini diambil setelah sejumlah blok politik lintas partai menyerukan pencopotannya dari jabatan.

Boluarte, 63 tahun, kini menjadi salah satu pemimpin dengan tingkat popularitas terendah di dunia, dengan tingkat persetujuan hanya 2%-4%. Ia dituduh melakukan pengayaan ilegal dan bertanggung jawab atas tindakan keras berdarah terhadap demonstran pro-Pedro Castillo, pendahulunya yang digulingkan pada 2022.

"Satu-satunya cara untuk maju adalah memakzulkan Dina Boluarte," ujar anggota Kongres Susel Paredes lewat unggahan di platform X. "Berbagai blok sepakat, dan itulah mengapa mosi ini sekarang diajukan."

Hingga Kamis, sedikitnya empat mosi pemakzulan telah diajukan oleh anggota parlemen dari berbagai spektrum politik, dengan tuduhan mulai dari korupsi, kenaikan kejahatan, hingga penyalahgunaan wewenang. Dua mosi di antaranya ditandatangani masing-masing oleh 34 dan 33 anggota parlemen.

Menariknya, dukungan terhadap pemakzulan kini juga datang dari partai-partai konservatif yang selama ini dikenal pro-pemerintah, seperti Partai Popular Renewal pimpinan Rafael Lopez dan Partai Popular Force milik Keiko Fujimori. Keduanya disebut-sebut akan maju dalam Pilpres 2026.

Analisis harian El Comercio menunjukkan bahwa hingga Kamis malam, sebanyak 98 anggota parlemen dari 12 dari 13 blok politik menyatakan dukungan terhadap pemakzulan. Untuk melanjutkan proses ke tahap pembahasan resmi, minimal 52 suara diperlukan, sementara pemakzulan hanya bisa disahkan dengan 87 suara.

Boluarte sendiri membantah keras semua tuduhan. "Saya tidak melakukan kesalahan apa pun," ujarnya sebelumnya. Namun, tekanan politik terus meningkat seiring kemarahan publik atas keputusan kontroversialnya menggandakan gaji pada Juli lalu, di tengah tudingan belum melaporkan aset termasuk jam tangan Rolex mewah.

Jika akhirnya dimakzulkan atau mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir pada Juli 2026, Boluarte akan digantikan oleh Ketua Kongres Jose Jeri, yang juga tidak populer. Peru kini tidak memiliki wakil presiden.

Sejak 2018, negara di Andes itu telah memiliki enam presiden, empat di antaranya kini mendekam di penjara atas kasus korupsi. Pemakzulan Boluarte, jika disetujui, akan memperpanjang daftar panjang krisis kepemimpinan di Peru menjelang pemilu nasional yang dijadwalkan berlangsung pada April 2026.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rakyat Lagi Susah-Kemiskinan Tinggi, Gaji Presiden Naik 100% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular