Pertanian Kali Pertama Jadi Penyumbang PDB Tertinggi Sepanjang Sejarah
Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk kali pertama dalam sejarah Indonesia, sektor pertanian berhasil menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi nasional. Capaian bersejarah ini disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, yang menyebut prestasi tersebut merupakan hasil kerja keras petani dan dukungan penuh pemerintah.
"(Tahun ini) stok beras tertinggi, kemudian NTP (nilai tukar petani) naik, dan ada yang menarik, adalah (sektor pertanian) penyumbang PDB tertinggi pertama, itu jawara adalah pertanian. Dalam sejarah," ujar Amran kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Ia menegaskan, keberhasilan ini tidak terlepas dari perhatian besar Presiden Prabowo Subianto terhadap sektor pangan dan kesejahteraan petani.
"Nah ini yang kita harus syukuri, bahwa pemimpin kita pro rakyat, peduli pada rakyat, apapun kami minta untuk kepentingan rakyat, beliau penuhi," katanya.
Amran juga menyoroti capaian lain yang menjadi fondasi keberhasilan sektor pertanian, yakni stok beras nasional yang mencapai 4,2 juta ton, jumlah tertinggi sepanjang sejarah sejak Indonesia merdeka.
"Karena berasnya 4,2 juta ton dan yang Anda tahu, Saudara tahu, ini pertama dalam sejarah Indonesia stoknya 4,2 juta ton selama merdeka. Bulog berdiri tahun 1969, ini pertama dalam sejarah, tidak pernah terjadi," jelasnya.
Meski ada laporan sebagian kecil beras mengalami penurunan mutu, Amran menilai hal itu tidak signifikan dibandingkan total stok nasional.
"29, katakanlah 30 ribu ton beras yang rusak. Dari 4,2 juta ton itu coba dikali 30 ribu dibagi 4,2 juta ton. Itu 0,071%. Dulu tidak ada rusak karena berasnya tidak ada, kurang," tegas dia.
Ia menambahkan, pemerintah justru kini menghadapi tantangan baru karena melimpahnya cadangan beras. "Nah sekarang banyak beras sampai sewa gudang 1,2 juta ton kapasitas gudang sekarang. Ini kita mau bangun gudang sekarang," ujarnya.
Menurut Amran, pemerintah sudah menyiapkan langkah antisipatif agar stok beras tetap terjaga mutunya.
"Bapak Presiden sudah memberi anggaran Rp5 triliun untuk membangun gudang pada Bulog," katanya.
Untuk beras yang menurun kualitasnya, Amran memastikan tetap akan dimanfaatkan agar tidak terbuang. "Kalau ini tidak layak, ini kita untuk pakan ternak. Itu kan tidak nol, tetap punya harga," jelasnya.
Amran menegaskan, keberhasilan ini bukan hanya milik pemerintah, tapi juga hasil kerja keras petani dan seluruh pihak yang terlibat.
"Dan ini perjuangan petani Indonesia. Ini adalah kebanggaan kita semua, bukan saya. Ini keberhasilan kita semua termasuk media," ucapnya.
Dengan pertanian kini menempati posisi teratas sebagai penyumbang PDB terbesar, Amran menyebut capaian ini sebagai bukti nyata kebangkitan sektor pertanian nasional.
"Jadi yang disorot jangan 0,071% (beras rusak) tapi tolong sorot 99,8%. Itu yang harus dibahas lebih bagus," pungkasnya.
(hoi/hoi)