
Taiwan Sebut China Siapkan Skenario Invasi, Perang Asia Pecah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertahanan Taiwan telah mengeluarkan peringatan keras mengenai peningkatan aktivitas militer oleh China di sekitar pulau yang diklaimnya. Hal ini masuk dalam laporan yang dirilis pada Kamis (10/10/2025).
Laporan pertahanan terbaru Taiwan menyebutkan bahwa Beijing tidak hanya mengasah kemampuan untuk melancarkan serangan mendadak atau surprise attack di masa depan, tetapi juga berupaya merusak kepercayaan masyarakat Taiwan terhadap pemerintah melalui taktik perang hibrida secara daring. Ancaman ini disebut bersifat komprehensif.
"Kaum komunis China telah mengadopsi taktik pelecehan zona abu-abu rutin, dikombinasikan dengan patroli kesiapan tempur bersama, latihan militer yang ditargetkan, dan perang kognitif, yang menimbulkan ancaman komprehensif bagi kami," kata Kementerian Pertahanan Taiwan, dikutip Reuters.
Taktik zona abu-abu yang diadopsi China merujuk pada operasi non-tempur yang dirancang untuk memberikan tekanan terus-menerus pada Taiwan. Contoh taktik ini mencakup patroli intensif penjaga pantai, perusakan kabel bawah laut, dan penerbangan balon-balon di atas wilayah Taiwan.
Selain itu, dilaporkan bahwa penjaga pantai China sedang memperluas aktivitasnya di sekitar Taiwan dan mungkin di masa depan akan mengambil "tindakan penahanan agresif" yang selaras dengan militer China, sambil melakukan latihan skenario serangan.
Taiwan juga mewaspadai kemungkinan China secara tiba-tiba dapat mengubah latihan militernya menjadi mode tempur aktif. Perubahan mendadak tersebut, menurut kementerian pertahanan, akan menimbulkan ancaman signifikan terhadap perdamaian dan keamanan regional yang lebih luas.
Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri, telah menghadapi peningkatan tekanan militer yang signifikan dari Beijing selama lima tahun terakhir. Tekanan tersebut mencakup setidaknya tujuh putaran latihan perang skala besar di sekitar pulau itu sejak tahun 2022. Peningkatan kegiatan ini menjadi fokus utama dalam laporan pertahanan yang diterbitkan sekali setiap dua tahun tersebut.
Di sisi lain, China sendiri tidak pernah meninggalkan opsi penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Meskipun latihan perang formal terakhir China di sekitar Taiwan terjadi pada April, jet tempur dan kapal perang mereka beroperasi hampir setiap hari di langit dan perairan yang sangat dekat dengan pulau tersebut.
Menyikapi klaim teritorial China, Presiden Taiwan Lai Ching Te menolak kedaulatan Beijing, dengan mengatakan hanya rakyat pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Sebagai respons nyata terhadap ancaman militer yang terus meningkat, pemerintah Taiwan telah memulai program modernisasi militer besar-besaran dan berjanji untuk menghabiskan 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pertahanan pada tahun 2030, demi memastikan keamanan jangka panjang.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Baru di Asia Tinggal Menunggu Waktu, AS Bongkar Strategi China
